Penulis bukanlah pemuja Jokowi, tapi pengagumnya. Sebagai pengagum, penulis tidak hanya memberikan apresiasi, tapi juga kritik. Jejak tulisan dan opini selama bertahun - tahun di dua akun Kompasiana penulis  akan menampakkan hal itu. Tulisan ini adalah sikap obyektif dan adil yang coba penulis berikan dengan melihat jasa yang sudah beliau berikan bagi bangsa ini.
Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, telah menjadi salah satu figur paling terkenal di Indonesia, namun juga salah satu yang paling sering dihujani kritik. Sejak kemunculannya di panggung politik nasional, Jokowi mendapatkan berbagai julukan yang merendahkan dari para haters dan lawan politiknya, seperti "Plonga-Plongo," "Tukang Kayu," dan "Bebek Lumpuh."
Julukan ini tidak hanya sekadar kata-kata, tetapi juga diiringi dengan berbagai tuduhan dan fitnah, mulai dari keraguan atas ijazahnya hingga latar belakang keluarganya.
Namun, apakah kritik ini pantas diberikan kepada seorang pemimpin yang berasal dari kalangan rakyat biasa namun mampu meraih prestasi luar biasa?Â
Artikel ini akan menyoroti perjalanan Jokowi, mengkaji prestasi yang telah diraihnya, dan mempertanyakan apakah kritik yang ia terima beralasan.
Jokowi berasal dari keluarga sederhana di Surakarta, Jawa Tengah. Kehidupannya sebelum terjun ke dunia politik penuh dengan perjuangan, sebagaimana banyak rakyat Indonesia lainnya. Dia memulai usahanya di bidang mebel dan furnitur, mengelola usaha kecil yang perlahan berkembang.
Kehidupan sederhana ini menjadi dasar pembentuk karakter Jokowi yang rendah hati dan dekat dengan rakyat. Pendidikan Jokowi juga tidak lepas dari sorotan. Meski menghadapi berbagai tuduhan tentang keaslian ijazahnya, Jokowi telah menunjukkan bahwa keberhasilan tidak selalu diukur dari ijazah semata, tetapi dari kerja keras dan integritas.
Jokowi memulai karier politiknya sebagai Walikota Solo, di mana ia berhasil mengubah citra kota tersebut menjadi lebih baik dan ramah bagi warganya. Keberhasilan di Solo membawanya ke Jakarta sebagai Gubernur DKI, di mana ia mulai dikenal lebih luas oleh rakyat Indonesia karena pendekatan kerjanya yang langsung dan sederhana.
Dari Jakarta, Jokowi kemudian melangkah ke posisi puncak sebagai Presiden Republik Indonesia. Menjadi presiden selama dua periode, Jokowi menunjukkan bahwa rakyat percaya pada gaya kepemimpinannya yang unik dan berbeda.Â
Pendekatan merakyat ala JokowiÂ