Mohon tunggu...
Gunawan Sundani
Gunawan Sundani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PRODI PBSD(Pendidikan Bahasa Sastra Daerah)

Melestarikan Budaya Melalui Karya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sejarah Bahasa Sunda

21 Agustus 2023   07:06 Diperbarui: 22 Desember 2023   08:16 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Festival IPPMK "Meruwat dan merawat Bahasa Daerah melalui Pemuda/i di Era Modern",Kopi Hawwu, Minggu 20 Agustus 2023. Dokpri

Pada abad ke-16 sampai abad ke-19 orang Jawa itu lebih terkenal sekali dan orang Sunda itu sangat tertutupi oleh orang Jawa. Bahkan orang Arab menyebut kepada orang Nusantara itu "Ashabul Jawi'in, dan kata Belanda The Javan folkrn. Dan Kompeni atau VOC sempat menganggap bahwa orang Jawa dengan Sunda itu sama. Maka dari itu di satukan dan Bupatinya dikordinir dari Cirebon. Ketika Raples membuat History Of Java mereka baru menyadari bahwa orang sunda itu beda. Beda dari bahasanya, perawakanya, dan budayanya.

Dari situlah ada nama Unders Wildet. Dan mulailah menyusun perbedaan-perbedaan itu. Setelah itu akhirnya diterbitkan pada tahun 1741 oleh Rorda Kamus  Bahasa Melayu dan Bahasa Sunda. Di abad pertengahan ke-19 itu mulai banyak orang-orang Belanda yang mengangkat Bahasa Sunda. Mereka menganggap bahwa Bahasa Sunda itu bukan Bahasa Jawa. Pada masa itu yang membuat Kamus dari Bahasa Sunda ke Bahasa Inggris yang pertama yaitu Jonathan Rih. 

Pada tahun 1872 ada formalisasi Bahasa yang paling benar menurut Belanda yaitu Bahasa Sunda yang di Bandung. Kriteria Bahasa Sunda murni itu dibuat oleh Belanda yaitu Bahasa Sunda Bandung. Dan dengan Seiring perpindahan Ibu Kota priangan dari Cianjur ke Bandung . Maka dari itu sekarang Bahasa formal Sunda itu yang menjadi indikator adalah Bandung. Pedahal itu dibuat pada jaman Hindia Belanda.

Pada tahun pergerakan Nasional mulai muncul yang namanya primordialisme. Orang Sunda mulai membuat Paguyuban urang Sunda bahkan sampai sekarang masih ada. Dan mulai muncul identitasnya orang Sunda yaitu kujang. Kujang tersebut diproduksi dibandung dan dibogor. Dari  situlah muncul mitos Contohnya yang lubang 7 untuk Bupati dan yang lubang 9 untuk  Gubernur.

Ketika sudah merdeka dengan seiring berjalannya waktu maka semakin banyak juga yang melestarikan Bahasa Sunda dan yang terutama dari majalah mangle, pustaka Sunda walaupun sekarang sudah mulai padam setelah meninggalnya almarhum prof. Dr. H. Edi Suhardi Ekadjati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun