Mohon tunggu...
Gunawan Sundani
Gunawan Sundani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PRODI PBSD(Pendidikan Bahasa Sastra Daerah)

Melestarikan Budaya Melalui Karya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sejarah Bahasa Sunda

21 Agustus 2023   07:06 Diperbarui: 22 Desember 2023   08:16 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Festival IPPMK "Meruwat dan merawat Bahasa Daerah melalui Pemuda/i di Era Modern",Kopi Hawwu, Minggu 20 Agustus 2023. Dokpri

Pentingnya Melestarikan Bahasa

Bahasa Sunda adalah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia Dalam rumpun bahasa Austronesia. Berasal dari bahasa Kawi, Proto Melayu, Polinesia merupakan bahasa besar dari Austronesia. Maka dari itu kalau dilihat pada zaman sekarang bahasa Sunda ini terutama bahasa Sunda kuno ternyata banyak kemiripan dari bahasa-bahasa yang lain karena masih satu rumpun yaitu dari Austronesia. 

Ada banyak yang membagi priodesasi perihal bahasa Sunda. Akan tetapi yang terkenal di dalam bahasa Sunda itu terbagi menjadi tiga. Yang pertama priode bahasa Sunda Buhun/kuno, Bahasa Sunda Klasik/zaman peralihan, dan Bahasa Sunda Modern.

Adanya bahasa Sunda Kuno/Buhun secara historis adalah sebelum abad ke-17/1600 ke atas. Di perpustakaan Universitas Oxsford di Inggris ada yang namanya Naskah Bujangga Manik. Naskah Bujangga Manik itu dari abad ke-15, yaitu sebagai salah satu bukti adanya Bahasa Sunda Buhun. Di dalam Naskah tersebut tidak ada bahasa "Abdi atau Anjeun",akan tetapi adanya juga adalah bahasa "Aing". Naskah Sanghiang Siksa Kandang Rasia yang sekarang disimpan di Perpustakaan  Nasional dan Bahasanya juga sama seperti itu. 

Ternyata cirinya bahasa Sunda Buhun yaitu ada sedikit egaliter. Dan ditemukan di Naskah kuno Manuskrip yaitu Prasasti Kawali yang berada di Kabupaten Ciamis, dan Prasasti Batu Tulis yang berada di Kabupaten Bogor.  Semua Prasasti tersebut menggunakan bahasa Sunda kuno dan yang trakhir masih belum terpengaruh oleh bahasa Arab. Salah satu contoh bahasanya yaitu "sanghiang.

 Setelah abad ke-17 ada Bahasa Sunda klasik. Bahasa Sunda klasik tersebut adanya setelah kerajaan Pajajaran runtuh oleh kerajaan-kerajaan dari pesisir  lalu di abad ke-17 itu mulai ada perubahan. 

Pada waktu itu  nilai-nilai Islam mulai masuk dan kemudian banyak sekali Bahasa Sunda yang terpengaruhi oleh unsur-unsur Bahasa Arab. Cirinya dari abad ke-17 hingga abad ke-19 yang namanya bahasa Sunda klasik tersebut banyak sekali terpengaruh dari luar dan muncul statipikasi bahasa karena adanya pengaruh dari mataram, yaitu yang disebut undak usuk bahasa atau bahasa Sunda halus dan bahasa Sunda kasar. 

Kenapa ada Bahasa Sunda halus dan Bahasa Sunda kasar? karena yang namanya Controling By Language ada yang namanya mengontrol oleh Bahasa/Budaya. Pada zaman dahulu yang namanya Budaya itu bisa mempengaruhi orang lain karena Budaya itu merupakan salah satu kunci untuk menuntut bawahan ke atasan. Jika tidak memamatuhinya maka akan di anggap sebagai penghianat dan akan dihukum berat. 

Salah satu contohnya yaitu Sultan Agung dan Adipati Ukur yang dikejar-kejar sampai menghilang tidak ada jejaknya. Pada jaman itu banyak yang dari Mataram melarikan diri ke Barat, termasuk di Karang Kancana Kabupaten Kuningan dan ada juga Gunung Jawa sebagai tempat pelarian dari kerajaan Mataram .Selain itu juga banyak yang mempunyai bukti-bukti di dalam Manuskrip yang kita kenal sebagai wawacan dan cerita. Itu juga salah satu pengaruh dari Jawa. Akan tetapi itu merupakan jadi salah satu bukti bahwasannya ada Bahasa klasik dari abad ke-17 sampai ke-19.

Bahasa Sunda trakhir dari Abad ke-19 sampai sekarang disadari atau tidak, yang sering kita pakai sehari-hari ini adalah pengaruh dari jaman Hindia Belanda. Yang menjadi ciri adanya pengaruh dari jaman Hindia Belanda yaitu memakai Bahasa Sunda dengan aksara latin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun