Mohon tunggu...
Gunawan Sundani
Gunawan Sundani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PRODI PBSD(Pendidikan Bahasa Sastra Daerah)

Melestarikan Budaya Melalui Karya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ngaji Budaya

19 Agustus 2023   15:33 Diperbarui: 23 Februari 2024   22:16 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HIMA DIKBASTRADA Mengikuti Diskusi Publik "Meruat dan merawat Bahasa Daerah melalui pemuda/i di Era Modern", Senin, 21 Agustus 2023

Ngaji Budaya 

Budaya kadangkala termarjinalkan dan bukan menjadi hal yang diprioritaskan. Ini bisa terjadi karena kita gagal paham atau mungkin kurang bisa memahami itu. Misalnya, masih ada sebagian dari masyarakat yang menganggap budaya sebagai suatu tradisi, kampungan dan lain-lain. "Pedahal kita hanya belum paham dan mengerti saja terhadap maknanya".

Budaya itu sama dengan ilmu pengetahuan, ada metodologi-metodologi yang harus dipahami sebelumnya. Misalnya dalam budaya Sunda, ada istilah Panca Curiga yang berarti lima titian ilmu; Sindir, Silib Siloka, Simbol, Sasmita, Sunnyata. Metodologi ini digunakan untuk membantu mengartikan dan memaknai sesuatu sehingga mudah untuk dimengerti.

Artinya bahwa menyampaikan sesuatu itu dengan simbol-simbol. Dan orang yang bisa dengan fenomena simbol itu, maka dialah orang yang sasmita/weruh durung winara, dan dialah orang yang bisa memahami alam ini dengan baik dan cukup dengan tanda-tanda saja. Maka dari itu orang sunda memiliki tingkat sensitifitas yang sangat tinggi. Jadi kalau tersinggung tidak mau bertengkar dan akan pergi karna tidak mau ribut. Sehingga orang mengatakan daya juangnya rendah. Karena pada dasarnya orang sunda itu sangat sensitif dan hidupnya mengandalkan perasaan. Ketika perasaannya sudah tidak bisa menerima daripada bertengkar lebih baik pergi saja.

Contohnya dalam penggunaan bahasa juga sebagai salah satu cara berbudaya. Karna ketika Bahasa yang disampaikan atau dikatakan oleh satu orang, maka akan memiliki arti dan pemahaman yang berbeda dengan orang lain, karena setiap orang punya pengetahuan dan pemahaman masing-masing. Dengan begitu sikap toleransi dalam berbudaya juga harus tetap dijunjung. Beberapa kejadian di Indonesia saat ini menunjukkan bahwa mereka telah kehilangan Bahasa dalam berbudaya sehingga muncul perselisihan pertengkaran dan lain-lainnya.


Dijaman sekarang ini budaya Nusantara mulai terkikis seiring perkembangan jaman. Beberapa malah mengalami pendangkalan makna. Ini karena budaya leluhur yang punya filosofi dan makna mendalam sudah mulai banyak ditinggalkan karena minimnya orang-orang yang mau dan ingin melestarikan. Dan masih banyak yang berpikir kalau budaya leluhur itu sesuatu yang primitif, pedahal sebenarnya teknologi itu sudah ada dari jaman dulu hanya saja bentuk dan istilahnya yang berbeda dengan saat ini.

Contoh lain yaitu Sajen (sesajen), Jampe dan Pineja yang merupakan bagian dari budaya leluhur. Banyak dari masyarakat menganggap kalau ini adalah ilmu hitam, ilmu yang tidak baik dan pandangan orang negatif.
“Padahal sebenarnya budaya itu tergantung bagaimana cara kita menggunakan dan memanfaatkan. Kalau untuk sesuatu hal yang positif dan baik ya itu adalah budaya,  Karena budaya itu adalah suatu Budi Pekerti yang di tanamkan dalam diri pribadi masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun