Peraaan yang sangat kuat, dan mendorong sikap tidak bisa hidup tanpa dirinya, perlu diwaspadai. Bisa jadi itu bukan perasaan cinta yang tulus. Bisa jadi itu luka batin. Perasaan kuat itu berasal dari kekosongan cinta dari orang tua pada masa kecil. Perasaan yang kuat seperiti ini akan mendatangkan perselisihan dalam pernikahan.
Kecocokan nilai-nilai hidup
Untuk menikah perlu ada kecocokan dalam nilai-nilai hidup. NIlai-nilai hidup adalah tiang-tiang yang membuat pernikahan kokoh. Apa saja nilai-nilai hidup itu ? Pertama adalah mengapa dan untuk apa hidup. Ke duanya perlu setuju mengapa mereka hidup, dan selanjuntya mengapa mereka menikah, dan untuk apa hidup dan menikah. Dalam pernikahan bisa terjadi berbagai hal. Bisa satu waktu ada uang, waktu yang lain tidak ada uang. Apabila ke duanya setuju tentang apa dan mengapa, saat ada uang, mereka bisa menikmati pernikahan, saat tidak ada uang bisa juga menikmati pernikahan. Selanjunyta nilai tentang harta atau uang. Prinsip apa dalam mendapatkan uang, mengelola uang, dan untuk apa saja uang. Uang adalah hal yang sangat penting dalam keluarga. JIka tidak punya nilai yang sama, maka mudah sekali terjadi pertengkaran. Dalam hal ini juga termasuk, mengapa , untuk apa, dan bagaimana bekerja. Â Nilai hidup yang lain yang juga perlu diperhatikan adalah tentang apa itu keberhasilan, seks, dan rekreasi.
Kecocokan watak
Watak adalah kebiasaan-kebiasaan dalam berpikir, berkata, dan bertindak. Watak tersusun dari temperamen, nilai-nilai hidup, dan pengalaman hidup. Cocok tidak berarti sama. Tetapi setuju dan senang, dan mampu menanggung watak pasangan.
Watak ada yang langsugn terlihat dan ada yang tersembunyi. Maka penting sekali untuk mengenal terlebih dahulu. Penting untuk memahami temperamennya, nilai-nilai hidupnya, serta masa lalu yang membentuknya.
Seorang wanita yang lemah lembut, satu waktu bisa meledak dan melempar barang-barang. Mengapa? Ternyata dia terbentuk dari orang tua yang sering bertengkar dan ia sendiri sering mengalami kekerasan. Seorang pria yang gagah, satu waktu bisa menangis meraung-raung seperti anak kecil. Â Mengapa ? Sebab ia sejak kecil sering dipersalahkan.
Hal-hal tersebut bisa menolong untuk membangun pernikahan yang sehat dan menjadi berkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H