Mohon tunggu...
Gunawan Sri Haryono
Gunawan Sri Haryono Mohon Tunggu... lainnya -

Menjadi sahabat bagi yang sedih, menjadi teman bagi yang bersukacita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lengser Keprabon Madeg Cakil

25 Januari 2017   12:13 Diperbarui: 25 Januari 2017   12:19 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kalau seorang Ratu kemudian menjadi Cakil ? Tentu sangat aneh. Ratu yang menyadari kehidupan, pasti dia menjadi pendeta. Ia mendekatkan diri kepada Allah, ia memohon pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang kadang-kadang tidak terhindarkan saat ia dulu memerintah untuk menegahkan hayuning bawana, dan terus menerus memohonkan berkah bagi negaranya seraya mengharapkan negaranya akan menerapkan kebenaran-kebenaran.

Ia tidak akan lagi terlibat dan memihakkan diri secara langsung. Ia akan memihak dalam doa dan memihak atas nama kebenaran yang hakiki.

Namun kalau ia masih ingin terlibat di dunia ini. Malah ia ingin kembali mengatur alam dengan cara  menjadi Cakil, alangkah menyedihkan kisah yang akan terjadi. Betapa jauhnya penurunan derajatnya.  Ia malah menjadi sumber masalah bagi alam ini. Ia merepotkan kehidupan. Ia bisa nampak berkuasa, seperti Cakil pasti menakutkan orang-orang biasa. Akan tetapi setelah merepotkan kehidupan.ia akan tertusuk kerisnya sendiri. Alangkah menyedihkannya kalau itu terjadi.  

Namun jika benar ada Ratu yang lengser keprabon madeg Cakil, maka kisah tertusuk oleh kerisnya sendiri itu tidak bisa dihindari. Apa yang disajikan dalam kisah wayang itu adalah bayangan kehidupan. Di dalamnya ada nilai dasar yang bisa menjadi petunjuk atau peringatan. Dan selama berabad-abad akan terjadi demikian.

Kiranya Tuhan memberkahi bangsa ini.

Solo, 25 Jan 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun