Dari sisi tersebut, "Geostorm" dikenal sebagai film yang menggabungkan unsur fiksi ilmiah dengan aksi dan drama, menjadikannya sebuah film bencana yang cukup menarik dinikmati.Â
Nah, berikut ini adalah ulasan atau review film Geostorm (2017), yang merupakan sebuah film bencana fiksi ilmiah yang dirilis pada tahun 2017, disutradarai oleh Dean Devlin dan memakai kombinasi efek khusus yang mengagumkan.
Efek dan PlotÂ
Film ini memiliki efek dan plot yang mendebarkan dengan mengeksplorasi konsep pengendalian cuaca dan dampaknya jika teknologi tersebut jatuh ke tangan yang salah.
Cerita ini berpusat pada Dutch Boy, jaringan satelit raksasa yang diciptakan untuk mengontrol cuaca dan mencegah bencana alam.Â
Sebagai insinyur tersohor, Jake Lawson (diperankan oleh Gerard Butler) menjadi otak di balik proyek ini dan ketika Dutch Boy mulai bermasalah dan mengancam dengan geostorms, Jake harus kembali untuk mengatasi masalah tersebut.
Visual Baik
Salah satu keunggulan film ini terletak pada visual efeknya. Adegan geostorms yang menggugah, dengan tornado, badai es, dan kilat melibatkan penonton ke dalam kekacauan yang terkesan nyata.Â
Setiap adegan dihasilkan dengan detail yang luar biasa, menciptakan suasana tegang dan menegangkan. Devlin berhasil menyampaikan kehancuran dan keindahan cuaca ekstrem dengan apik, membawa pengalaman menonton yang penuh adrenalin.
Namun, di balik gemerlap efek khususnya, "Geostorm" memiliki kelemahan pada aspek ceritanya. Plotnya cenderung klise dan dapat diprediksi.Â
Unsur intrik politik dan konspirasi memberikan sentuhan dramatis, tetapi tidak cukup mendalam untuk menghidupkan karakter atau memberikan aspek yang lebih dalam pada cerita.Â
Karakter dan Pemeran
Karakter-karakter utama, meskipun diperankan oleh aktor berbakat, kurang mendapat pengembangan karakter yang memadai.
Gerard Butler sebagai Jake Lawson memberikan performa yang kuat, namun karakternya cenderung menjadi biasa saja sebagai pahlawan yang harus menyelamatkan dunia.Â