Mohon tunggu...
Gunawan Sianturi
Gunawan Sianturi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Gunawan Sianturi ialah seorang pria yang memiliki antusias pada dunia sinema, senang mengulik informasi seputar game, teknologi, uang, dan issue terbaru. Gunawan Sianturi, seorang penulis yang ahli dalam bidang SEO, saat ini menjalankan profesi sebagai SEO Writers dan Freelance Writers. Penulisan yang dioptimalkan untuk mesin pencari, memastikan konten mudah ditemukan dan mendapatkan peringkat tinggi di hasil pencarian online.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pasti Kelewat, 5 Fakta Film Siksa Neraka yang Tidak Disadari Penonton

21 Desember 2023   09:31 Diperbarui: 21 Desember 2023   13:26 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fakta film Siksa Neraka/TIX ID/Credit:Umbara Film

Penyiksaan yang klasik dan imajinatif dari film Siksa Neraka mampu meneror penonton dengan nuansa horor dan thriller.

Setelah satu pekan penayangan film tersebut, para pemirsa dan pengamat film masih membahas Siksa Neraka hingga hari ini.

Pasalnya, film karya sutradara Anggy Umbara ini berhasil memberi kesan yang melekat pada penonton.

Yakni visualisasi kejamnya Siksa Neraka dengan genre horor plus gore sebagian besar sukses merasuk kepada jiwa para penonton.

Hal ini membuat film Siksa Neraka menjadi film spesial asal adaptasi komik, yang kemudian menciptakan rasa penasaran dan sedikit FOMO.

Perlu tahu bahwa Siksa Neraka merupakan sebuah film dengan visual CGI yang cukup megah, hasil adaptasi komik, dan memiliki sejumlah hal menarik yang dapat ditelaah.

Berikut ini saya, Gunawan Sianturi akan membeberkan 5 fakta film Siksa Neraka, fakta berikut dirangkum karena memberi kesan dan mungkin tidak disadari penonton.

1. Fakta Film Siksa Neraka: Rating dan Adegan 17 Plus

Berdasarkan hasil penelusuran dari laman IMDB, film Siksa Neraka ternyata mendapat label rating sebagai film dewasa atau (17 plus).

Penonton perlu tahu bahwa dengan label R atau rating R, film ini dikategorikan sebagai sebuah video yang memberikan kesan kekerasan, penyiksaan berdarah, gambar menggangu, dan bahasa yang kasar.

Hal yang unik dan mungkin belum banyak disadari oleh penonton, karena menilik dari pengalaman saya masih melihat penonton berseragam SMA dan bahkan SMP ikut mengikuti jalannya penayangan film tersebut.

2. Cerita Masa Kecil yang Tidak Menguatkan Naskah Film Siksa Neraka

Menilik sinopsis Siksa Neraka, film ini berfokus mewartakan tentang kehidupan sebuah keluarga yang didominasi kepada kehidupan kakak-beradik bernama Saleh, Fajar, Tyas, serta Azizah.

Selain menggambarkan masa kecil sudah yang telah menanamkan kisah-kisah dan ajaran terkait surga dan neraka.

Cerita masa kecil mereka masih berputar pada hal-hal yang tidak penting, misalnya adiknya Azizah yang mengubah nada sebuah lagu tidak memiliki tujuan apapun.

Namun adegan tersebut mendapat sorotan sekira lima menit, waktu yang menambah durasi dengan tanpa menguatkan naskah.

Adapun dari sang ayah ialah ustad yang memegang teguh ajaran agama dan nilai-nilai ajarannya.

Melalui citra yang terpandang di desa tempat mereka tinggal, sang ayah menampilkan beberapa adegan yang menurutku tidak perlu mendapat layar lebih lama dari 10 detik.

Contohnya ketika menghukum anaknya dengan nilai buruk yang mendapat waktu layar lebih lama dari 20 detik.

Ringkasan sinopsis film ini mengarah pada musibah pasca keluarga tersebut dipenuhi dosa-dosa anaknya yang beranjak dewasa.

Jembatan pembuka dan konflik utama masih bisa dihargai meskipun penggambaran awal tidak konsisten terkait derasnya arus sungai.

Hingga tiba di lokasi yang disebut sebagai Neraka, Saleh dan adik-adiknya mendapat beragam adegan yang menyiksa.

Sementara itu, Ayah dan ibu Saleh dengan cemas mencari anak-anak mereka yang disadari telah menghilang.

Pencarian dilakukan sampai perubahan hari, namun Saleh baru saja siuman dan dikirim ke Neraka bersama menemukan orang-orang berdosa serta adiknya.

Ayahnya ternyata mengungkap bahwa ajaran yang ia tanamkan kepada anak-anaknya dengan keras tidak membuahkan hasil seperti yang ia harapkan.

Ketika pencarian dilakukan, dia dengan cemas dan overthinking mempertanyakan soal 'apakah yang ia ajarkan dan nilai-nilai ajaran yang selama ini ia sampaikan kepada anaknya adalah kesalahan'.

Sampailah kepada penemuan mayat Saleh dengan penuh luka di kepala terapung di sungai yang berair rendah.

3. Film Siksa Neraka dan CGI yang Gelap

Menurut informasi bahwa Produser Dheeraj Kalwani memerlukan biaya sekira Rp 5 miliar untuk merampungkan visualisasi dan editing dari Siksa Neraka untuk kemudian siap disajikan sebagai sebuah film horor fiksi.

Seperti diketahui penggambaran film tersebut mendapat perhatian detail dan lumayan memberikan terapi kejut kepada para penonton.

Hal ini tentu menjadi daya tarik berbeda yang hampir semua siksaan mengerikan di dalam film Siksa Neraka mendapat highlight dari penonton.

Anggy Umbara mengungkap ada beberapa kesulitan dalam masa pengeditan, yaitu ketika para pendosa di neraka akan diterjunkan ke dalam lautan lava, dibunuh, dan dimakan oleh binatang gigantic yang beracun.

Adapun sebagai sutradara film Siksa Neraka, Anggy Umbara mengungkap salah satu kesulitannya, yaitu ketika harus mengumpulkan referensi lain untuk menggambarkan Siksaan yang menarik

Maka dari itu ia mempelajari Al-qur’an demi referensi dan dapat memaksimalkan penggambaran situasi di Neraka dan adegan siksaan yang sebagian anak-anak pernah dengar saat pengajian.

4. Peran yang Mengambang

Nama-nama yang muncul dan disebutkan berikut merujuk pada peran-peran dalam film Siksa Neraka:

Ratu Sofya sebagai Tyas

Mungkin memainkan karakter utama atau pemeran perempuan yang memiliki peran signifikan dalam cerita.

Kiesha Alvaro sebagai Fajar

Nama "Fajar" adalah karakter laki-laki yang dapat diasosiasikan dengan kecerahan, namun ia tidak memiliki peran yang penting dalam perkembangan cerita.

Nayla Purnama sebagai Azizah

Sebaliknya, nama "Azizah" cenderung merujuk pada karakter perempuan dengan nuansa keanggunan atau kelembutan. Ialah salah satu karakter yang memiliki peran membawa musibah ketika ingin bernyanyi.

Rizky Fachrel sebagai Saleh

Nama "Saleh" sebagai abang menunjukkan karakter yang jujur, baik, atau beretika tinggi. Namun, terungkap bahwa ia memiliki masalah moral atau konflik yang berkaitan dengan nilai-nilai.

Ariyo Wahab sebagai Ustad Syakir

Ustad Syakir menunjukkan karakter yang memiliki kedalaman spiritual atau religius, akan tetapi sebagai seorang pemimpin agama atau figur keagamaan, ia belum memiliki peran lebih jauh di dalam cerita.

Astri Nurdin sebagai Bu Rika

Bu Rika merupakan karakter perempuan yang mungkin memiliki hubungan dengan tokoh utama atau konflik dalam cerita, yaitu sebagai Ibu dari Saleh, Azizah, Fajar, dan Tyas

5. Ending Film Siksa Neraka

Ending film "Siksa Neraka" menciptakan perbincangan dan ketidaksetujuan terkait penyampaian pesan dan representasi kekerasan terhadap anak-anak.
Keputusan untuk menyajikan kekerasan brutal terhadap anak-anak dalam konteks film yang diklaim ingin mengangkat nilai-nilai agama menimbulkan kebingungan dan kekecewaan bagi sebagian penonton.

Pertama, kontradiksi terlihat antara niat awal film untuk mengangkat nilai-nilai agama dengan penggunaan kekerasan brutal terhadap anak-anak.

Hal ini menciptakan ketidaksesuaian dengan tema agama yang seharusnya mempromosikan kedamaian dan kebijaksanaan.

Kedua, perbandingan dengan komik menyoroti pergeseran fokus dari menyiksa orang dewasa dalam konteks pendidikan agama menjadi penyiksaan anak-anak sebagai hiburan untuk orang dewasa.

Hal ini memberikan kesan bahwa film tersebut mungkin kehilangan esensi pendidikan agama yang diusung oleh versi komiknya.

Film ini mungkin mengecewakan sebagian penonton karena dianggap memiliki tingkat sensitivitas rendah dan tidak memperhatikan konsekuensi psikologis atau moral dari kekerasan anak, kritik tersebut tentu patut dipertimbangkan.

Akhirnya, adaptasi dari media satu ke media lain memang dapat menimbulkan perbedaan signifikan dalam interpretasi dan dampak pesan yang disampaikan.

Alhasil film ini menyoroti materi yang sensitif, termasuk mengangkat nilai-nilai agama dengan penggambaran kekerasan dan siksaan alih-alih memberi gambaran pada kedamaian serta kesejahteraan.

Demikian pembahasan mengenai film Siksa Neraka, beserta 5 fakta film tersebut yang memberi kesan dan mungkin tidak disadari oleh penonton.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun