Ayahnya ternyata mengungkap bahwa ajaran yang ia tanamkan kepada anak-anaknya dengan keras tidak membuahkan hasil seperti yang ia harapkan.
Ketika pencarian dilakukan, dia dengan cemas dan overthinking mempertanyakan soal 'apakah yang ia ajarkan dan nilai-nilai ajaran yang selama ini ia sampaikan kepada anaknya adalah kesalahan'.
Sampailah kepada penemuan mayat Saleh dengan penuh luka di kepala terapung di sungai yang berair rendah.
3. Film Siksa Neraka dan CGI yang Gelap
Menurut informasi bahwa Produser Dheeraj Kalwani memerlukan biaya sekira Rp 5 miliar untuk merampungkan visualisasi dan editing dari Siksa Neraka untuk kemudian siap disajikan sebagai sebuah film horor fiksi.
Seperti diketahui penggambaran film tersebut mendapat perhatian detail dan lumayan memberikan terapi kejut kepada para penonton.
Hal ini tentu menjadi daya tarik berbeda yang hampir semua siksaan mengerikan di dalam film Siksa Neraka mendapat highlight dari penonton.
Anggy Umbara mengungkap ada beberapa kesulitan dalam masa pengeditan, yaitu ketika para pendosa di neraka akan diterjunkan ke dalam lautan lava, dibunuh, dan dimakan oleh binatang gigantic yang beracun.
Adapun sebagai sutradara film Siksa Neraka, Anggy Umbara mengungkap salah satu kesulitannya, yaitu ketika harus mengumpulkan referensi lain untuk menggambarkan Siksaan yang menarik
Maka dari itu ia mempelajari Al-qur’an demi referensi dan dapat memaksimalkan penggambaran situasi di Neraka dan adegan siksaan yang sebagian anak-anak pernah dengar saat pengajian.
4. Peran yang Mengambang
Nama-nama yang muncul dan disebutkan berikut merujuk pada peran-peran dalam film Siksa Neraka:
Ratu Sofya sebagai Tyas
Mungkin memainkan karakter utama atau pemeran perempuan yang memiliki peran signifikan dalam cerita.