2. Arla Ailani memerankan sosok Puput menjadi daya tarik tersendiri, walaupun hanya berakting mondar-mandir. Ia cukup berhasil dalam memberikan stimulus kepada kaum pria ketika sampai pada adegan tertentu.
Hal ini bagus, tetapi sekaligus aneh ketika mengingat rating film ini dapat ditonton oleh penonton berusia 13 tahun. Belum lagi menyebut gore dan beberapa muncratan darah pada layar.
3. Yasamin Jasem memainkan perannya sebagai Mila, ia menjadi tokoh yang setengah matang. Tidak ada yang terlalu menarik dibahas darinya, hanya satu yang membuat bingung.
Ketika sudah jelas ketua regu medis sudah memutuskan untuk pergi, mengapa dia memilih untuk tinggal di desa?
Apalagi Deden dan Cecep justru mengikuti tugasnya yang paling berisiko di sini, banyak alur yang kehilangan konsep nalar atau sekira akal berpikir.Â
Sinematografi biasa (2.5/5)
Misteri yang menghantui menjadi sajian utama, seperti pocong yang kerap menampakkan diri dan menyerang, sampai akhirnya mengalami pengalaman mengerikan karena tidak sengaja gagal mengikuti adat istiadat setempat.
Yudi Datau selaku sinematografer memberi penonton POV, sudut pandang orang ketiga, dan panorama alam yang biasa.
Dari segi pencahayaan, film ini sangat suka gelap dan berkabut. Tidak ada efek khusus yang mendapat garis merah.
Adapun bokeh effect yang kurang maksimal karena pencahayaan yang buruk, membuat adegan jadi memaksakan unsur horor dalam gelap.
Plot yang buruk (2/5)
Setiap orang memiliki preferensi "horor" yang berbeda-beda, dan sebagai penggemar film horor yang tidak terlalu fanatik, saya memberi film ini rating 2/5.
Karena ceritanya tidak punya kesimpulan, terlihat hanya ingin nampak menakutkan namun dapat ditonton, dan menghibur.