Dan karena pesan-pesan Ibu itu sering hanya masuk ke telinga kanan dan keluar lewat telinga kiri, maka apa yang yang dipesankan beliau lebih banyak saya abaikan daripada saya ingat dan saya patuhi ketika saya dalam perjalanan pergi dan pulang sekolah.
Bahkan saya suatu saat pernah berpikir, 'nggak rugi' juga kalau saya sekali-sekali melanggar pesan-pesan itu. Lagi pula mana Ibu saya tahu?
Tapi walau tak selalu patuh, saya tetap harus pandai bersiasat agar saya terlihat selalu menaati pesan Ibu.
Jika tidak, bisa ada kejadian seperti ini:
Suatu hari di waktu sore, Ibu bertanya kepada saya, "Coba jelaskan, kenapa sepatu sekolahmu itu bisa basah, padahal hari ini tidak ada hujan?"
Dari situ terungkap kisah ada sekelompok anak esde yang pulang sekolah 'mampir' dulu masuk selokan pinggir jalan untuk mencari ikan 'cethul'. Walaupun semua sudah berinisiatif melepas sepatu sebelum masuk saluran air, ada saja yang berbuat bodoh tanpa sengaja menyenggol deretan sepatu kawan-kawannya hingga semua jatuh tercebur ke aliran air.
Seandainya ibu saya tidak melihat sepatu yang diam-diam saya jemur di atap belakang rumah pasti petualangan anaknya yang melanggar aturan itu tidak akan terungkap.
Suatu saat, dalam perjalanan pulang sekolah secara sadar sepenuhnya saya pernah melanggar pesan Ibu saya untuk selalu 'menjaga perilaku' saya di jalan.Â
Jika nanti Ibu saya akhirnya tahu pun, saya sudah siap berdalih bahwa perbuatan saya adalah 'heroik' membela kebenaran. Haha ! Walaupun dalam hati saya tetap takut-takut semoga orangtua saya, terutama ibu, tidak tahu apa yang saya perbuat sepulang sekolah itu.
Tetapi akhirnya saya ketahuan juga karena ada seorang anak perempuan (yang saat itu saya anggap anak paling bodoh sedunia) menceritakan kisah sepulang sekolah itu ke beberapa anak tetangga saya. Dan akhirnya sampai ke telinga Ibu.
Ibu mendengar kan cerita versi saya sambil mengangguk-angguk. Mulai dari cerita bahwa anak-anak, terutama anak perempuan, sering merasa takut saat berangkat dan pulang sekolah jika melewati jalan di depan sebuah rumah yang disitu dipelihara sepasang angsa yang galak.Â