Dari sini, kita mesti bersyukur apabila masih ada orang yang ingin menerima perlakuan baik kita. Kita mesti berterimakasih pada "pengemis" yang bersedia menerima pemberian kita. Sebagai tuan rumah, kita mesti berterimakasih pada tamu undangan yang bersedia datang ke rumah dan menyantap jamuan yang kita sediakan. Bukan justru berharap, apatah lagi memaksa pengemis dan tamu undangan untuk berterimakasih pada kita.
Untuk melukiskan hal ini, saya akan menukilkan sebuah kisah berikut.
Konon, suatu ketika di siang hari, Sokrates bertemu dengan seseorang yang nampak sedih. Sokrates menghampiri orang tersebut lalu bertanya perihal kesedihannya,
"mengapa engkau bersedih?"
Orang tersebur menjawab,
"beberapa jam yang lalu, sebelum engkau datang, ada seseorang yang berbuat jahat (immoral) kepadaku. Setelah melakukan kejahatannya padaku, ia pun berlalu tanpa meminta maaf".
Mendengar aduan orang tersebut, Sokrates tersenyum manis lalu menenangkan orang tersebut dengan berkata:
"wahai sahabat, bagaimana perasaanmu saat engkau menemui orang yang begitu kesakitan karena sebuah penyakit, apakah engkau bersedih atau justru merasa iba dan kasihan kepadanya?"
Orang itu berkata dengan lembut,
"tentu saya merasa iba dan kasihan padanya".
Sokrates menimpali,