Latar belakang
Pemerintah Indonesia melibatkan seluruh
 jajaran institusi birokrasi dan segenap
 aparatur untuk menggerakkan perubahan
 sosial mewujudkan cita-cita di atas. Faktor
 hukum peraturan perundang-undangan
 melandasi langkah-langkah seluruh pelaksana
 program. Faktor internal dan eksternal yang
 hadir main dinamisasi peran masyarakat
 dalam melaksanakan program-program
 pembangunan.
Korupsi adalah realitas tindakan
 penyimpangan norma sosial dan hukum yang
 tidak di kehendaki masyarakat dan diancam
 saksi oleh negara.
 Korupsi sebagai bentuk penyalahgunaan
 kedudukan atau jabatan kekuasaan,
 kesempatan untuk memenuhi kepentingan
 diri sendiri dan atau kelompoknya yang
 melawan kepentingan bersama (masyarakat).Â
Indonesia berada dalam satu posisi
 penguasaan tri hib rit, tiga aspek yang berbeda
 sifatnya yaitu politik, hukum dan korupsi yang
 menyatu. Jika 10-20 tahun ke depan, satu
 negara dipimpin oleh Barbarian modern
 birokrasi korupsi, politisi busuk, pengacara
 hitam, dan pengusaha kapitalistik negara itu
 akan runtuh.
 Upaya pemerintah Indonesia menanggulangi
 korupsi dilakukan denganÂ
Memberlakukan undang-undang nomor 30
 tahun 2005 tentang penanggulangan korupsi.Â
Secara otomatis,tindak korupsi merebak di
 lingkar Oligarki kekuasaan,karena.
1. Tidak ada kompetensi teknis moral dan
 menjadi patron kejahatan dalam kriminal.Â
2. Pemimpin chambliss merupakan konstruksi
 sosial bersifat struktural, dan diduga korupsi
 kalangan masyarakat bahwa sebagai
 konstruksi sosial terkait pengaruh korupsi
 kalangan masyarakat atas elite sosial
 ekonomi,Â
Misalnya Pimpinan dan tokoh masyarakat
 lainnya.Â
Beny murdani menyatakan bahwa
 penghayatan perjuangan masa lalu dan
 sekarang berbeda. Generasi saat ini adalah
 generasi masa damai yang tidak mengalami
 masa revolusi kemerdekaan. Mereka lebih
 profesional karena memperoleh Pendidikan
 dan Pelatihan secara akademik, namun kurang
 memiliki tanggung jawab bersama. Oleh sebab
 itu, negeri ini tidak lagi melahirkan pemimpin
 sejati. Sebuah pohon bisa dikenali dari
 buahnya. Sedangkan karakter bangsa bisa
 dilihat dari kualitas hukum dan kredibilitas
 pemimpinnya. Penelitian itu lazim, karena
 perilaku korupsi telah berkembang dan
 menjalar ke segala segi dan lapisan
 masyarakat, dan dilakukan oleh pejabat publik
Serta hampir seluruh unsur masyarakat tindak
 korupsi berkembang di tingkat individu,
 lembaga organisasi dan kelompok sosial.Â
Pembahasan
Teori-teori psikologi social dan teori sosiologi
 di kemukakan untuk membahas hasil
 penelitian tersebut.Â
Teori Dorongan: menyatakan bahwa
 organisme( masyarakat dan individu)
 mempunyai dorongan-dorongan atau drive
 tentunya.Â
Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan
 kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan
 individu yang mendorong terbentuknya
 perilaku. Bila masyarakat dan individu timbul
Kebutuhan baru, kebutuhan itu bisa
 mendorong timbulnya ketegangan dalam
 hubungan sosial di masyarakat.Â
Bila perilaku individu dan masyarakat dapat
 memenuhi kebutuhannya, maka terjadi
 pengurangan atau reduksi terhadap Factor
 dorongan yang menimbulkan ketegangan.
Teori insentif :menyatakan bahwa perilaku
 individu dan masyarakat terjadi karena ada
 insentif yang mendorong masyarakat berbuat
 dan berperilaku tertentu. Insentif bersifat
 positif dan negatif, yang positif mendorong
 individu dan masyarakat merespon dengan
 perilaku, sedangkan yang negatif
 menghambat individu dan masyarakat
 berperilaku
Stimuli yang ada saat ini; seseorang akan
 melakukan, merespon tidak serupa atau yang
 agak sama.
Pro posisi persetujuan perlawanan
Bila tindakan seseorang tidak memperoleh
 ganjaran yang diharapkannya, atau menerima
 hukuman yang tidak diinginkan, maka dia
 akan marah, dia menjadi sangat cenderung
 menunjukkan perilaku agresif, dan hasil
 perilaku demikian lebih bernilai baginya.Â
Bilamana tindakan seseorang memperoleh
 ganjaran yang diharapkannya, maka ia akan
 merasakan senang, dan berperilaku atas hal
 yang disenanginya, dan hasil dari perilaku
 yang demikian akan menjadi lebih bernilai
 baginya. Perilaku dapat diartikan suatu respon
Seseorang terhadap rangsangan (pengetahuan,
 informasi) dari luar subjek tersebut.Â
Kesimpulan
Perbuatan korupsi yang berkembang di
 lingkungan lembaga pemerintah dan oleh
 jajaran aparatur pemerintah telah diketahui
Oleh sebagian besar masyarakat. Warga
 masyarakat juga mengetahui ragam dan jenis
 kegiatan korupsi yang dilakukan oleh para
 pelakunya. Perbuatan korupsi yang juga
 dilakukan oleh anggota masyarakat dan oleh
 para pelaku usaha dan perdagangan telah telah
 diketahui juga oleh sebagian warga
 masyarakat. Warga masyarakat di pedesaan
 dan di perkotaan di desa-desa dan kelurahan
 lokasi penelitian tidak berbeda
 pengetahuannya tentang berkembang dan
 meluasnya korupsi. Sikap masyarakat
 terhadap perbuatan korupsi berupa sikap tidak
 Simpati
Sampai dengan sikap antipati.Â
Korupsi bersifat merugikan negara dan
 masyarakat, melemahkan sendi-sendi
 kehidupan masyarakat, berbangsa dan
 bernegara.Â
Korupsi dilakukan oleh orang, kelompok
 orang, pihak tertentu yang memperkaya diri,Â
Mencelakai kehidupan masyarakat, dan
 melemahkan solidaritas sosial karena
 menimbulkan kesenjangan sosial ekonomi
 yang makin besar di masyarakat.Â
masyarakat pedesaan maupun perkotaan
 memiliki sikap serupa terhadap tindak
 korupsi.Â
Mereka menunjukkan sikap tidak setuju,
 membenci perbuatan korupsi yang pelakunya
 dihukum ringan, dan mengancam serta
 menolak bantuan sumbangan yang diberikan
Koruptor dengan ke rumah jompo, panti
 asuhan, dan warga masyarakat miskin
 lainnya.Â
Tingkat kesadaran dan persepsi masyarakat
Terhadap tindak korupsi yang berkembang
Sekarang ini menimbulkan keprihatinan warga
 masyarakat. Jika program penanggulangan
 korupsi tidak intensif dilakukan pemerintah,
Maka perbuatan korupsi akan meluas dan
 membahayakan kehidupan bersama sebagai
 masyarakat ,bangsa dan negara.Â
Oleh sebab itu, mereka umumnya bersikap pro
 dan bersedia membantu upaya pemerintah
 menanggulangi korupsi.
 Pengetahuan masyarakat tentang perbuatan
 korupsi yang meningkat menumbuhkan
 keprihatian dan sikap anti terhadap korupsi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H