keluguan malam hatarkan selimut dingin
merengkuh lembut nenek karsih
dipan bambu nyanyikan derit
lentera minyak persembahkan tarian temaram
bias genangi mata nenek karsih rindukan sang kekasih
nenek karsih pun rindukan pagi
walau esok tak ada lagi pucuk daun untuk dipetik
namun malam ini nenek karsih tak sendiri
dibayangan bening sepi sang kekasih berdiri di samping
raih jemari
mengajaknya temui cahaya
pagi tak lagi berkisah pada nenek karsih
sulur dan dedaunan tak lagi menyapa
akar tak lagi menggoda
alam tak lagi mengajak berbincang
tak ada lagi nasi kering diatas rumbia
tak ada lagi derit dipan bambu
tak ada lagi hembusan asap wangi diperapian
________________________________________________
Ilustrasi :
karya Fotografer : Yosef Cahyo W, ST. ( http://www.magetankab.go.id/html/?q=node/565 )
Catatan Penulis:
Puisi ini hanya kisah fiksi, menggunakan sosok tokoh dalam ilustrasi sebagai sumber inspirasi, tidak menggambarkan kenyataan tentang tokoh bersangkutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H