[caption id="" align="aligncenter" width="468" caption="Save Jokowi Presiden RI (sumber:antara)"][/caption]
Sejak Jokowi dicapreskan Megawati pada tanggal 14 maret 2014 yang lalu. Media gencar terus memberitakan Jokowi. Baik berita positip maupun berita negatif. Tak pelak Jokowi kerap dizolimi oleh media yang dimiliki oleh rivalnya dari partai lain baik pada saat pileg yang lalu  maupun dalam pilpres yang akan datang.
Berita tentang Jokowi memang sangat menarik dan selalu meraup rating yang tinggi baik itu berita positif maupun negatif. Disinilah media bermain untuk berlomba mendapatkan rating itu agar iklan mereka juga semakin banyak dan laris manis.
Konon apapun kebijakan yang dilakukan di Ibukota Jakarta selalu dikaitkan dengan Jokowi. Apalagi media yang jamak dimiliki oleh partai lain pastilah terus memburu berita tentang Jokowi. Di sinilah terjadi penzoliman media, disatu sisi mereka mendapatkan rating yang tinggi, di sisi lain meraka melancarkan kampanye hitam terhadap Jokowi.
Seperti kasus Thejakartapost kemarin jelas sangat merugikan bagi pihak Jokowi. Namun di sisi lain Thejakartapost mendapat rating tinggi sampai-sampai servernya tak bisa diakses pada hari Minggu 13 April 2014. Barulah pada sore harinya servernya bisa diakses kembali.
Akibat dari berita yang diturunkan itu maka pembaca jadi tahu ada media thejakartapost. Yang tadinya mungkin tak pernah meliriknya karena berbahasa Inggris namun setelah kasus ini banyak orang ingin mengaksesnya.
Pemberitaan yang masif dari media-media baik cetak, elektronik dan online sebenarnya juga menguntungkan bagi Jokowi. Hal ini terbukti bahwa semua pemberitaan buruk tentang Jokowi jika memang tidak benar sangat mudah dibantah dan dijawab baik oleh Jokowi sendiri maupun oleh para pendukung dan relawan Jokowi.
Kenapa berita tentang Jokowi selalu tinggi ratingnya?
Ada 2 kemungkinan jawaban untuk pertanyaan diatas, pertama hal ini menunjukkan memang para pendukung Jokowi itu banyak dan nyata adanya. Para pendukung ini selalu ingin tahu perkembangan berita tentang Jokowi baik itu yang baik maupun yang buruk sekalipun. Penghitungan rating di media online biasanya berdasarkan IP Address (nomor unik bagi setiap pengakses internet) pembaca berita. Penghitung akan menganulir hits dengan IP address yang sama pada setiap kunjungannya. Dengan analisa ini maka tuduhan bahwa pendukung Jokowi di sosial media merupakan akun kloningan atau akun jadi-jadian tidak terbukti.
Kemungkinan kedua adalah keingintahuan, biasanya orang yang ingin tahu atau penasaran juga akan mencari berita tentang Jokowi. Kemungkinan dia tadinya bersifat netral dan bukan pendukung. namun setelah banyaknya berita miring terhadap Jokowi, akhirnya dia mencari kebenaran sendiri dan membandingkan dengan sepak terjang Jokowi baik langsung maupun melalui berita-berita di media. Orang-orang seperti ini biasanya lebih objektif dan jika menemukan kebenaran bahwa Jokowi tidak sejelek yang diberitakan, maka simpatiknya akan mulai timbul kepada Jokowi. Secara tidak sadar dia akan mulai tertarik dan mendukung Jokowi.
Keuntungan Jokowi Dizolimi Media
Walau Jokowi dizolimi media namun membawa berkah tersendiri untuk pak Jokowi. Memang beda tokoh Jokowi dengan tokoh-tokoh yang diberitakan di media. Entah kenapa walau sudah dijelek-jelekan dan difitnah habis-habisan pak Jokowi tetap saja tak suram citranya malah semakin moncer. Bagi tokoh yang lain jika mendapat pemberitaan buruk langsung menunjukan kemarahan bahkan akan menuntut secara hukum (arogansi) secara berlebihan. beda dengan pak Jokowi. Hal inilah yang membuat Pak Jokowi semakin dikagumi.
Pak Jokowi tak ingin mencari banyak musuh dengan menuntut setiap media yang memberitakan jelek dirinya. mau berapa media yang mau dituntut. Dan jika beliau melakukan itu akan muncul tuduhan baru bahwa Jokowi arogan, begitu saja nuntut dan bayar pengacara untuk melakukan somasi kepada orang-orang yang memfitnahnya. Sikap ini juga yang membuat para rival jadi serba salah. mau menjelek-jelekan Jokowi kok malah memberikan iklan gratis mempopulerkan Jokowi.Nah inilah keuntungan walau pak Jokowi dizolimi media. Padahal pak Jokowi sendiri tak punya media.
Politik merasa dizolimi sepertinya memang tidak laku lagi, namun bagi pak Jokowi hal ini masih berlaku. Inilah yang membuat capres lain semakin "keder". Semua usaha yang telah dilakukan mental. Bukannya menjadikan pak Jokowi dibenci malah semakin membuat nama pak Jokowi tersanjung tinggi.
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H