Andai saya tidak bekerja di PT HM Sampoerna, belum tentu saya mendapat kesempatan menikmati betapa luas dan indahnya Indonesia. Bersama Sampoerna, saya bisa merasakan betapa bekerja sambil berwisata itu begitu menyenangkan. Dan yang paling penting, saya bisa mensyukuri kekayaan Nusantara.
Petualangan saya bersama Sampoerna dimulai di Ponorogo, Jawa Timur, tiga tahun silam. Dua tahun saya di sana sebelum pindah ke Bumi Celebes di Sulawesi Utara, tepatnya di Minahasa, Minahasa Selatan. Sekarang, saya berkarya di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.
Sebagian orang mungkin sudah begitu familiar dengan daerah-daerah tersebut, tetapi belum tentu mengenalnya lebih dalam.
Ponorogo, misalnya, dikenal dengan sebutan Kota Reog. Reog adalah sebuah kesenian tari khas daerah tersebut yang mempertontonkan kekuatan para warok. Karena keindahannya, kesenian ini pernah diklaim sebagai salah satu produk budaya negara tetangga.
Selain reog, tahukah Anda, hal apa lagi yang dikenal dari ujung barat daya Jawa Timur ini? Saya sebutkan salah satunya, cengkih merupakan hasil kekayaan alam yang memajukan perdagangan Ponorogo. Di situlah saya dapat berinteraksi langsung dengan petani cengkih dan mempelajari cara bercocok tanam oleh budaya setempat.
Saya juga berkesempatan menikmati kemolekan alam Ponorogo, antara lain Danau Ngebel dan Air Terjun Coban Lawe. Yang tak kalah seru adalah berkelana menikmati kuliner lokal yang sangat lezat, seperti pecel ponorogo, soto borang, dan dawet jabung.
Sungguh, dua tahun di sana terasa singkat bagi saya karena sebelumnya saya hidup di kota dan hanya setahun sekali menikmati kehidupan di daerah.
Lagi-lagi saya mensyukuri tugas baru ini. Bukan saja karena saya mendapat tanggung jawab lebih dan kepercayaan besar dari perusahaan, tetapi juga bisa merasakan keindahan semenanjung di timur laut Sulawesi Utara ini.
Ini adalah pengalaman pertama saya di Minahasa, yang bersebelahan dengan Kota Manado, ibu kota Sulawesi Utara.
Kabupaten Minahasa merupakan sentra penghasil cengkih terbesar di Provinsi Sulawesi Utara. Pusatnya berada di Kota Tondano, yang terletak di ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan laut. Ini adalah ketinggian ideal untuk tanaman cengkih.