Mohon tunggu...
Gerry Umboh
Gerry Umboh Mohon Tunggu... Swasta -

Happiness is the key

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Perjalanan Mengenal Indonesia Bersama Sampoerna

13 Desember 2016   14:47 Diperbarui: 28 Desember 2016   15:51 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Ngebel (DOK. PRIBADI)

Andai saya tidak bekerja di PT HM Sampoerna, belum tentu saya mendapat kesempatan menikmati betapa luas dan indahnya Indonesia. Bersama Sampoerna, saya bisa merasakan betapa bekerja sambil berwisata itu begitu menyenangkan. Dan yang paling penting, saya bisa mensyukuri kekayaan Nusantara.

Petualangan saya bersama Sampoerna dimulai di Ponorogo, Jawa Timur, tiga tahun silam. Dua tahun saya di sana sebelum pindah ke Bumi Celebes di Sulawesi Utara, tepatnya di Minahasa, Minahasa Selatan. Sekarang, saya berkarya di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

Sebagian orang mungkin sudah begitu familiar dengan daerah-daerah tersebut, tetapi belum tentu mengenalnya lebih dalam.

Ponorogo, misalnya, dikenal dengan sebutan Kota Reog. Reog adalah sebuah kesenian tari khas daerah tersebut yang mempertontonkan kekuatan para warok. Karena keindahannya, kesenian ini pernah diklaim sebagai salah satu produk budaya negara tetangga.

Selain reog, tahukah Anda, hal apa lagi yang dikenal dari ujung barat daya Jawa Timur ini? Saya sebutkan salah satunya, cengkih merupakan hasil kekayaan alam yang memajukan perdagangan Ponorogo. Di situlah saya dapat berinteraksi langsung dengan petani cengkih dan mempelajari cara bercocok tanam oleh budaya setempat.

Saya juga berkesempatan menikmati kemolekan alam Ponorogo, antara lain Danau Ngebel dan Air Terjun Coban Lawe. Yang tak kalah seru adalah berkelana menikmati kuliner lokal yang sangat lezat, seperti pecel ponorogo, soto borang, dan dawet jabung.

Sungguh, dua tahun di sana terasa singkat bagi saya karena sebelumnya saya hidup di kota dan hanya setahun sekali menikmati kehidupan di daerah.

Air Terjun Coban Lawe (DOK. PRIBADI)
Air Terjun Coban Lawe (DOK. PRIBADI)
Perjalanan saya berikutnya tidak kalah menarik dibandingkan di Ponorogo. Kali ini saya menjejakkan kaki di salah satu daerah penghasil cengkih terbesar di  Indonesia, Minahasa.

Lagi-lagi saya mensyukuri tugas baru ini. Bukan saja karena saya mendapat tanggung jawab lebih dan kepercayaan besar dari perusahaan, tetapi juga bisa merasakan keindahan semenanjung di timur laut Sulawesi Utara ini.

Ini adalah pengalaman pertama saya di Minahasa, yang bersebelahan dengan Kota Manado, ibu kota Sulawesi Utara.

Kabupaten Minahasa merupakan sentra penghasil cengkih terbesar di Provinsi Sulawesi Utara. Pusatnya berada di Kota Tondano, yang terletak di ketinggian sekitar 600 meter di atas permukaan laut. Ini adalah ketinggian ideal untuk tanaman cengkih.

Tondano memiliki salah satu destinasi wisata yang terkenal, yakni Danau Tondano. Selain danau ini, Minahasa juga punya Danau Linow di Tomohon, sebelah barat Kota Tondano.

Pemandangan Danau Linow di Kota Tomohon, Kabupatan Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. (DOK. PRIBADI)
Pemandangan Danau Linow di Kota Tomohon, Kabupatan Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. (DOK. PRIBADI)
Di perarian utara Minahasa, ada salah satu spot bawah laut yang sudah tersohor di dunia, yaitu Bunaken. Tidak jauh dari situ, di bagian terluar wilayah segi tiga terumbu karang Bunaken, ada sebuah atol yang dinamakan Pasir Timbul Nain. Keindahannya sedang menjadi tren di  kalangan wisatawan yang mencari alternatif lain setelah mengunjungi Bunaken.

Yang unik dari Pasir Timbul Nain ini adalah pasir timbul yang akan muncul sempurna di perairan sekitar tengah hari, yakni antara pukul 12.00 dan 13.00. Jika terlalu cepat tiba di sana, yang terlihat hanyalah perairan dangkal di tengah laut karena pasir timbul belum muncul sempurna.

Trip ke Pasir Timbul Nain (DOK. PRIBADI/KAWANUA ADVENTURE)
Trip ke Pasir Timbul Nain (DOK. PRIBADI/KAWANUA ADVENTURE)
Pemandangan perkebunan cengkih di Bolaang Mongondow Timur. (DOK. PRIBADI)
Pemandangan perkebunan cengkih di Bolaang Mongondow Timur. (DOK. PRIBADI)
Lepas dari Minahasa, saya mulai bergeser ke Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Daerah ini masih di Sulawesi Utara, sekitar 125 km arah barat daya dari Tomohon. Sama seperti tempat-tempat kerja saya sebelumnya, daerah yang baru dibentuk pada 2008 ini juga merupakan salah penghasil cengkih di Sulut.

Nah, sudah kelihatan kan betapa Indonesia berkelimpahan sumber daya alam. Itu baru beberapa tempat loh, masih banyak tempat lain yang sama bagus dan kaya seperti daerah-daerah tadi.

Dan saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Sampoerna karena memberi saya kesempatan untuk menikmati semua itu.

Selain dapat berkontribusi terhadap perusahaan, saya juga mendapatkan kepuasan pribadi dengan menyalurkan hobi travelling saya.

Tidak ada lain yang dapat saya ungkapkan selain kebanggaan dapat bekerja di  perusahaan terbaik di  Indonesia. Saya bangga Sampoerna dan ini membuat saya semakin cinta Indonesia.

Gerry Umboh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun