Mohon tunggu...
Ar-Rahman Fath
Ar-Rahman Fath Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tips SNMPTN (Berdasarkan Pengalaman Pribadi)

24 November 2015   13:01 Diperbarui: 24 November 2015   13:16 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Hilangkan rasa membanding-bandingkan antara satu univ dengan univ lain. 

     Maksudnya? Gini deh simpelnya. Coba bayangkan prodi (program studi) fisika di univ A dengan univ B. Dengan keterangan univ A dengan akreditasi A dan univ B yang cuma akreditasi A- (ngarang). Kira-kira belajar fisikanya gimana? Jawabannya ya SAMA SAJA. Masa iya di univ A yang akreditasinya A belajar fisika sementara univ B dengan akreditasi A-  belajarnya tentang manusia purba? Kan enggak gitu. Kalau judulnya udah fisika ya belajar fisika, bukan yang lain-lain. Sama aja loh. Sam. gak beda. 

         Nah, dari situ saya harap teman-teman bisa mengerti, bahwa belajar di mana pun itu sama saja. Semua itu kembali kepada diri kita sendiri. Sebagus-bagusnya suatu univ kalau kitanya sendiri gak bisa mengikuti atau gak bisa berkembang ya sama aja dengan 0 jika dibandingkan dengan univ yang cuma cukup bagus tapi kita bisa berprestasi di dalamnya. 

          Dari itu semua bagi teman-teman yang merasa nilainya meragukan tapi pengen ambil prodi di univ bagus banget dengan saingan cukup tinggi, coba cari dan pilih univ lain yang cukup bagus dengan prodi yang sama, yang sekiranya nilai teman-teman cukup unggul sehingga dapat bersaing di sana dan mudah-mudahan bisa lolos. 

         Inget yaa. Sebagus apa pun univnya kalau kita tidak bisa berprestasi buat apa?  Seperti makan rendang yang gak pake garem. Hambar dan gak bakalan lahap kalau dijadikan lauk untuk makan.

3. Saya bakat di A tapi minat di B? Pilih yang mana? Minat atau Bakat? 

    Dengan jelas saya berikan jawaban, kamu harus pilih BAKAT. Ingat, singkirkan ego teman-teman. Mengingat kesempatan ini sangat langka dan gak bakalan terulang dua kali. 

     Kenapa Bakat? Karena bakat adalah dasar kamu yang sebenarnya ada secara natural dalam artian tidak dibuat-buat, karena itu memang ciri dari kamu. Pada dasarnya akan lebih mudah mempelajari bakat dari pada minat yang harus kembali dipelajari dari awal. 

     Coba deh asah bakat kamu, pasti akan ada bedanya dari pada minat yang kamu asah. Akan ada sesuatu yang lain yang hadir. Yang menjadi ciri khas dari kamu. Walaupun bakat kamu adalah sesuatu yang membosankan bagi kamu, tapi itulah kamu. Jati diri kamu yang sesungguhnya. Yang saat orang lain lakukan hal yang sama, hasilnya tidak akan sebagus apa yang telah kamu lakukan. Karena bakat alami setiap orang itu berbeda. Jadi jangan takut bosan. Terima saja dirimu apa adanya. 

      Kayak kamu-kamu juga nih yang lebelnya anak IPA tapi mau pilih akuntansi, ekonomi,  manajemen, perbankan atau bla bla bla yang punya anak IPS. Kalau mau ambil itu ya ngapain kamu capek-capek belajar fluida, susahnya belajar integral dan diferensial, pusingnya bikin persamaan reaksi kalau ujung-ujungnya nyerobot lahan orang yang sebenernya bukan kamu banget. But it's okay. It's your choice. Huhu. (gak ada maksud nyindir atau apa loh haha. Karena aku juga anak IPA hehe).

       Simpulannya. Mari pilih sesuai jalur yang ada. Jangan sampai karena jurusan A keliatan keren dari bakat kamu di jurusan Z, tapi pada akhirnya IPK kamu cuma NASAKOM, Nasib Satu Koma. Pilih dengan bijak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun