Mohon tunggu...
Ar-Rahman Fath
Ar-Rahman Fath Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tips SNMPTN (Berdasarkan Pengalaman Pribadi)

24 November 2015   13:01 Diperbarui: 24 November 2015   13:16 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TIPS SNMPTN

-Berdasarkan Pada Pengalaman Pribadi-

Halo teman-teman calon penerus peradaban bangsa. Bagaimana persiapan perkuliahannya? Sudah menemukan pilihan yang tepat? Atau masih biasa-biasa aja, toh masih cukup lama kok menuju kuliahnya.  Atau masih fokus pada UN aja? Well, teman-teman sebenarnya harus udah mulai prepare untuk kegiatan perkuliahan nanti, lho. 

Tips ini berkaitan dengan masuk perguruan tinggi lewat jalur raport atau biasa dikenal dengan SNMPTN. Tanpa panjang lebar, ini saya kasih tips yang mudah-mudahan bisa memberi manfaat pada saat SNMPTN nanti yaa. 

1. Nilai itu harus sebesar apa sih biar bisa lolos SNMPTN? 

      Tak ada yang tahu pasti nilai yang dibutuhkan buat lolos suatu perguruan tinggi itu harus minimal berapa. Karena saya sendiri kurang yakin dengan penilaian SNMPTN itu sendiri. Yang jelas, teman-teman tidak usah panik kalau nilainya naik turun gunung karena gurunya yang pelit nilai tapi pengen banget anak-anaknya lolos SNMPTN.  Haha. Kidding okay. 

          Lanjutttttt. Pernah ngebayangin gak saingan kamu itu bukan cuma satu sekolahan doang. Ada ratusan ribu orang yang juga ikut SNMPTN tiap tahunnya. Atau dimisalkan aja satu anak berbanding dengan 100 anak lain dalam program studi yang sama. Artinya dengan nilai yang kamu punya, entah itu di atas 90 semua atau cuma KKM, kamu harus memperebutkan satu kursi dari incaran 100 anak lainnya. 

          Walah gimana coba tuh? Dan akan percuma juga sepinter-pinternya kamu di sekolah. Even, kamu jadi juara umum sekali pun di sekolah. Belum tentu loh kamu masuk universitas yang kamu inginkan. 

          Jadi gimana dong? Yang terpenting kamu percaya diri DAN NGACA nilai kamu itu mampu bersaing di univ mana? golongan apa? peringkatnya apa? jangan terlalu berangan tinggi kalau pada realitanya pendukung angan kamu itu gak ada. Walaupun perlu digarisbawahi bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang sama. Kalau pun teman-teman tetep keukeuh dengan pilihan yang sudah ada, teman-teman harus banyak berdoa dan bisa ikhlas kalau nantinya teman-teman kedepak sama orang lain. 

           Intinya, teman-teman tidak perlu khawatir tentang nilai. Karena nilai itu tidak 100 persen penentu masuk suatu perguruan tinggi. Tetap optimis dan percaya diri walaupun nilai teman-teman cuma satu digit di atas KKM, atau nilai eksaktanya mendung, tidak secerah mapel sejarahnya, teman-teman tetap harus percaya bahwa Tuhan itu ada dan tidak pernah tidur, setelah itu berserahlah kepada-Nya dan mintalah yang terbaik dari-Nya (jangan maksa). Okay? 

*Catatan : nilai UN tidak berpengaruh. 

2. Hilangkan rasa membanding-bandingkan antara satu univ dengan univ lain. 

     Maksudnya? Gini deh simpelnya. Coba bayangkan prodi (program studi) fisika di univ A dengan univ B. Dengan keterangan univ A dengan akreditasi A dan univ B yang cuma akreditasi A- (ngarang). Kira-kira belajar fisikanya gimana? Jawabannya ya SAMA SAJA. Masa iya di univ A yang akreditasinya A belajar fisika sementara univ B dengan akreditasi A-  belajarnya tentang manusia purba? Kan enggak gitu. Kalau judulnya udah fisika ya belajar fisika, bukan yang lain-lain. Sama aja loh. Sam. gak beda. 

         Nah, dari situ saya harap teman-teman bisa mengerti, bahwa belajar di mana pun itu sama saja. Semua itu kembali kepada diri kita sendiri. Sebagus-bagusnya suatu univ kalau kitanya sendiri gak bisa mengikuti atau gak bisa berkembang ya sama aja dengan 0 jika dibandingkan dengan univ yang cuma cukup bagus tapi kita bisa berprestasi di dalamnya. 

          Dari itu semua bagi teman-teman yang merasa nilainya meragukan tapi pengen ambil prodi di univ bagus banget dengan saingan cukup tinggi, coba cari dan pilih univ lain yang cukup bagus dengan prodi yang sama, yang sekiranya nilai teman-teman cukup unggul sehingga dapat bersaing di sana dan mudah-mudahan bisa lolos. 

         Inget yaa. Sebagus apa pun univnya kalau kita tidak bisa berprestasi buat apa?  Seperti makan rendang yang gak pake garem. Hambar dan gak bakalan lahap kalau dijadikan lauk untuk makan.

3. Saya bakat di A tapi minat di B? Pilih yang mana? Minat atau Bakat? 

    Dengan jelas saya berikan jawaban, kamu harus pilih BAKAT. Ingat, singkirkan ego teman-teman. Mengingat kesempatan ini sangat langka dan gak bakalan terulang dua kali. 

     Kenapa Bakat? Karena bakat adalah dasar kamu yang sebenarnya ada secara natural dalam artian tidak dibuat-buat, karena itu memang ciri dari kamu. Pada dasarnya akan lebih mudah mempelajari bakat dari pada minat yang harus kembali dipelajari dari awal. 

     Coba deh asah bakat kamu, pasti akan ada bedanya dari pada minat yang kamu asah. Akan ada sesuatu yang lain yang hadir. Yang menjadi ciri khas dari kamu. Walaupun bakat kamu adalah sesuatu yang membosankan bagi kamu, tapi itulah kamu. Jati diri kamu yang sesungguhnya. Yang saat orang lain lakukan hal yang sama, hasilnya tidak akan sebagus apa yang telah kamu lakukan. Karena bakat alami setiap orang itu berbeda. Jadi jangan takut bosan. Terima saja dirimu apa adanya. 

      Kayak kamu-kamu juga nih yang lebelnya anak IPA tapi mau pilih akuntansi, ekonomi,  manajemen, perbankan atau bla bla bla yang punya anak IPS. Kalau mau ambil itu ya ngapain kamu capek-capek belajar fluida, susahnya belajar integral dan diferensial, pusingnya bikin persamaan reaksi kalau ujung-ujungnya nyerobot lahan orang yang sebenernya bukan kamu banget. But it's okay. It's your choice. Huhu. (gak ada maksud nyindir atau apa loh haha. Karena aku juga anak IPA hehe).

       Simpulannya. Mari pilih sesuai jalur yang ada. Jangan sampai karena jurusan A keliatan keren dari bakat kamu di jurusan Z, tapi pada akhirnya IPK kamu cuma NASAKOM, Nasib Satu Koma. Pilih dengan bijak. 

4. Kenali dirimu lebih dalam. 

      Kamu yang kuliah, kamu yang tahu masa depan kamu. Jadi, jangan sampai kamu nanya orang lain yang gak tahu kamu dari dalam. Apalagi sampai bingung mau pilih apa. Haduh, jangan gitu yaa. 

       Coba kamu bisa search di prof. Google. Test minat bakat. Di situ ada banyak pilihan baik yang free bahkan sampai yang berbayar. Tips ini bagi kamu yang masih bingung mau pilih apa. Karena kamu gak tahu jago di bidang apa. Atau karena terlalu banyak hal yang kamu bisa sehingga membuat kamu kesulitan menentukan pilihan kamu. Aku nyanyi bisa, gambar bisa, aku juga jago matematika, fisika aja gampang banget, tapi aku pengen banget nih masuk tata boga, aku kan jago masak, kata mantan, masakanku juara banget. Nah pusing kan? Mau pilih jurusan apa. 

     Biasanya ini terjadi (gak selalu loh ya) pada tipe-tipe siswa yang sering juara kelas,  karena liat raport aja pusing banget nilainya rata semua di 90. Gak ada mapel yang menonjol. Oleh karena itu, coba pikirkan apa yang kamu suka,  apa yang kamu bisa,  atau suatu kegiatan yang sering banget kamu dapet pujian di dalamnya. Atau bisa jadi dari hal sepele kamu yang jadi hobi kamu dan kamu seneng banget kalau harus melakukan sesuatu dengan hobi kamu. Coba deh ingat-ingat kembali. Hal apa yang membuat kamu merasa bergairah ketika melakukannya?

5. Terkadang,  kamu butuh untuk mendengar. 

     Pernah gak sih ngotot pengen sesuatu. Tapi, ternyata itu tuh gak baik sama sekali buat kamu. So, yang perlu kamu lakukan juga, coba musyawarah khususnya dengan orang tua kamu. Karena biasanya mereka tahu juga loh gimananya kamu. 

     Kalau orang tua susah memberikan izin terhadap pilihan kamu, cobalah dekati dengan baik dan penuh kasih sayang. Beri pengertian bahwa pilihan kamu itu bagus banget, peluangnya juga besar. Tapi, kalau orang tua kamu tetap memaksa untuk mengubah pilihan kamu, coba kamu dekati lagi, tanya baik-baik kenapa harus pilih itu. Karena yang namanya orang tua pasti tau yang terbaik buat anaknya. Intinya cari jalan keluarnya secara baik-baik. Tidak saling memaksa yang ujung-ujungnya bisa menyebabkan terjebaknya kamu dalan situasi SALAH JURUSAN. keyyy? 

6. Kamu butuh DUIT (Doa, Usaha, Ikhlas, dan Tawakal)

     Setelah kamu mantap dengan pilihan kamu, dan yaqqqiiinnn banget lah pokoknya. Kamu juga jangan sampai lupa, bahwa masih ada Tuhan dibalik semua ini. Tuhan yang memberimu jalan dan memberimu kemudahan. Jangan sampai lupa pokoknya. 

       Berdoa tapi jangan maksa, meminta tapi gak boleh maksa. Ya ulah maksa lah pokokna mah. (ya gaboleh maksa pokoknya). Jika hasilnya nanti ternyata tidak seperti apa yang kamu mau.  Maka ikhlaskan. Masih ada jalan yang begitu luas yang bisa kamu tempuh. Kuliah itu gak harus negeri loh. Swasta pun kalau kamu bisa berprestasi kenapa enggak. Karena percayalah bahwa Tuhan itu sayang kamu. Maka dari itu, Tuhan tidak mau membuat kamu susah. Lalu dipilihkanlah jalan untukmu, jalan yang menurut-Nya adalah salah satu jalan yang terbaik buat kamu. Pahamm???

Sekian tips yang saya dapat kasih. Jikalau saya melenceng dan menyinggung perasaan teman-teman. Saya harap dapat dimaafkan. Karena tujuan penulisan ini adalah semata-mata ingin membantu teman-teman membuat pilihan yang terbaik terkait pilihan teman-teman nanti di masa mendatang. 

Terima kasih, dan selamat BERPRESTASI!  

Patar

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun