Mungkin anda seperti saya, yang sering membaca artikel PaKar(Padhe Kartono). Tulisannya ringan dan enak dibaca. Dugaan saya, Padhe Kartono laki-laki, ini bisa dilihat dalam tulisannya yang tidak bertele-tele alias tanpa foreplay. Tentu!, saya tidak berharap beliau menjadi Padhe Kartiem menjelang malam.
Punya selera humor tinggi dengan bumbu sarkatis, itu penilai saya yang sangat melekat pada PaKar. Saat Anda bertemu dengan orang seperti ini, saran saya:
1. Jangan terlalu serius dengan apa yang disampaikannya.
2. Anggap saja, Anda sedang bicara dengan orang "kentir".
Tapi orang seperti ini, pada dasarnya orang yang baik!. Kenapa baik? karena suka menghibur!, dan kemudian, kita pun tertawa...Wkwkwk, gratis bukan....
Saya pun dibuat bingung, dengan ramainya salah satu artikel Pakar yang akan dibawa ke ranah hukum. Apa ini perlu dan penting ?.Saya rasa banyak pekerjaan yang lebih penting, bukan?.
Saya malah khawatir, PaKar jadi lebih terkenal, kemudian Narsisnya menjadi-jadi, ini yang lebih gawat!.
Saran saya, buat asumsi ini:"Padhe Kartono itu "kentir"!, dan jangan tanggapi dia!, Kalau anda tetap ngotot!, tuduhan kentir berbalik kepada anda!". Wkwkwk.....
Memperkarakan klaim padhe Kartono yang merasa dirinya ganteng, bagi saya lebih realistis. Karena klaim ini jelas-jelas tidak terbukti dan menyesatkan!. Kenapa tidak terbukti?(nanti saya jelaskan).
Dari 1200 lebih artikel yang ditulis Padhe Kartono, saya menyukai artikel Seksologi, Muda, dan Humor. Sering pada tulisannya, saya menjumpai kutipan, yang kurang lebih seperti ini: "Kamis malam Jum'at, malam sunah". Kenapa kutipannya harus seperti itu?.
Bukankah, lebih baik kutipannya menjadi : "Kamis malam Jum'at, malam sunah, malam lainnya, Wajib!".
Mungkin orang akan mengatakan, kutipan saya lebih baik. Tapi bagi saya, kutipannya memang harus seperti itu, alasanya: karena saya ganteng!. ya... anda tidak salah baca, saya memang Ganteng alias 'GAmpaNg TEgaNG!'. Pekerjaan saya dan umumnya pekerjaan orang dikampung saya adalah Petani. Dipagi hari, otot yang tegang, mengarahkan cangkul menunaikan tugasnya. Dan dimalam hari, otot yang tegang diperlukan untuk bergerilya!. Itulah alasan, kenapa saya ganteng: karena tiap hari, saya menggarap sawah!.
Perbedaan adalah hal yang biasa, dan perlu!. Jadi, Anda tidak perlu mempermasalahkan kutipan mana yang benar. Tapi dari keterangan saya, jelas.., bagaimana ganteng sebenarnya!. Mungkin saja padhe Kartono sudah sepuh, sehingga menggunakan kutipannya sebagai dalil. Tapi.., saya tetap khawatir, kerena kyai dikampung saya, mengatakan: "Bagaimana mungkin orang menunaikan yang sunah, kalau yang wajib saja tidak ??". Wkwkwk.....
Untuk menutup tulisan ini. Bagi Anda yang merasa ganteng, mari bersama-sama menyanyikan Mars ini :
Cangkul-cangkul, Cangkul yang dalam...
Cangkul yang dalam, Di Kebun orang...(Ehhh, salah!), Di Kebun Kita......
Salam,
Tiwu
Presiden Kelompencapir(Kelompok Petani Cacat Pikir)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H