Mohon tunggu...
Kraeng Guido
Kraeng Guido Mohon Tunggu... Petani - Petani Cengkeh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pembudidaya Tanaman Cengkeh | Senang dengar lagu band Jamrud, Padi dan Boomerang

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Diskursus Petani Cengkeh di Desa Pacar, Manggarai Barat

10 Mei 2019   14:01 Diperbarui: 11 Mei 2019   09:45 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buruh cengkeh di Pacar (Dokumentasi pribadi)

Biasanya makan pagi dan makan siang para buruh akan ditanggung oleh petani cengkeh. Terdapat dua pilihan bagi masyarakat Pacar untuk menjual cengkeh pasca panen. Jika masyarakat menjual cengkeh dalam jumlah kecil, maka mereka akan menjualnya langsung ke tengkulak terdekat. Tengkulak setempat hanya melayani pembelian hasil kebun dengan berat di bawah 100 kg.

Keuntungan yang diambil para tengkulak ini hanya sekitar Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per kilogramnya dari harga asli di pasar. Selain menjual hasil kebun ke tengkulak, masyarakat juga memilih untuk menjualnya langsung ke tengkulak besar yang ada di kota kabupaten.

Dalam satu kali panen bersih dengan kata lain memanen seluruh hasil dalam satu kebun, masyarakat bisa memperoleh hasil berkisar antara 300 kg- 500 kg untuk petani kecil, sedangkan untuk petani yang memiliki lahan besar bisa mencapai 3 ton. Penghasilan yang diperoleh tergantung dengan harga jual cengkeh saat itu.

Nilai dan norma yang dimiliki petani juga menentukan bagaimana cara mereka menjalani hidup mereka sebagai petani. Petani cengkeh percaya bahwa alam telah menyediakan segala sesuatunya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Bagaimana keadaan manusia ditentukan oleh bagaimana cara manusia itu menjalani kehidupannya.

Petani cengkeh memiliki pandangan hidup untuk dapat memanfaatkan segala sesuatu yang sudah disediakan alam dengan searif mungkin dan mengoptimalkan apa yang bisa dikelola dari alam, tanpa selalu mengharapkan belas kasihan dari pemerintah (Malik dkk : 2015).

 

Beberapa petani memilih untuk tidak menjual semua hasil kebun mereka. Sebagian hasil panen akan mereka sisihkan 1 hingga 2 karung sebagai simpanan.

Simpanan cengkeh ini akan dipakai ketika uang hasil panen sudah habis. Simpanan ini akan dijual perlahan, dimana mereka akan menjualnya untuk kebutuhan sehari-hari, seperti makan dan belanja kebutuhan rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun