Kemarin malam ada seorang sahabat taruna kebun menayakan kepada saya tentang cara pengendalian hama pada tanaman cengkeh. Ihwal baru-baru ini tanaman cengkehnya yang baru berusia 3 tahun mati. Lalu, saya membantunya dengan memberikan sebuah jawaban. Dan jawaban itu jugalah yang akan saya babarkan dalam tulisan ini.
Sebagai informasi, keseluruhan bangunan tulisan ini nantinya akan saya bagi ke dalam 2 [dua] bagian guna memudahkan teman-teman yang lain dalam mencari informasi seputar cara menanggulangi hama pada tanaman cengkeh.
Perlu diketahui terlebih dulu bahwa, tanaman cengkeh bisa saja hidup selama 30 sampai 50 tahun apabila mampu melewati dua masa kritis.
Masa kritis pertama yakni ketika tanaman berusia 2 hingga 3 tahun. Sementara masa kritis kedua adalah ketika berusia 8 sampai 10 tahun.
Maka dari itu, diperlukan pemeliharaan dan perawatan yang intensif pada masa-masa kritis tersebut. Jika tidak, maka tanaman cengkeh kita rentan sekali terkena hama.
Karena biar bagaimanapun, keberadaan hama sangat berpengaruh pada keberlangsungan hidup tanaman cengkeh kita. Bahkan bila merujuk pada kasus pohon cengkeh milik sahabat saya, serangan hama ini dapat menyebabkan kematian pada pohon.
Lebih lanjut, hama pada tanaman cengkeh bisa menyerang baik di areal persemaian bibit [dalam bentuk polybag/kokeran] maupun di sekitar areal penanaman.
Yang paling sering biasanya terjadi di areal penanaman. Yakni, tanaman sering diserang oleh hama penggerek batang dan ranting, rayap, jamur akar, penyakit pucuk busuk, penyakit ganggang, tanaman mati bujang [umur muda] dlsb.
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan tatkala ingin mengendalikan serangan hama pada tanaman cengkeh. Baik itu secara biologis maupun secara mekanis.
Namun, bila kita perhatikan di lapangan, selama ini para petani bisanya mengendalikan serangan hama dengan cara mekanis, yaitu mengganggu siklus perkembang-biakan hama dengan cara penyemprotan insektisida atau fungisida.
Jenis hama pada tanaman cengkeh dan cara memberantasnya
1. Hama penggerek batang
Ini merupakan jenis hama yang sering merusak kulit batang hingga batang tanaman kita. Hama penggerek batang biasanya menyerang bagian bawah batang tanaman cengkeh yang berumur 3-8 tahun.
Tanda-tanda yang biasa kita jumpai adalah muncul lubang penggerek serta mengeluarkan cairan dan serbuk kayu cengkeh hasil gerekan.
Untuk memberantas hama penggerek ini bisa dilakukan dengan cara membasmi telur-telurnya yang biasanya terdapat di batang di sekitar pokok pohon. Selebihnya, dengan cara menutup lubang-lubang dengan kapas yang telah disemprot dengan insektisida seperti Dimercon 100 atau Paradiklorobenzol.
2. Hama penggerek ranting
Keberadaan hama jenis ini memang tidak begitu berbahaya bagi produktivitas cengkeh. Tapi, tetap dilakukan penyemprotan insektisida.
3. Rayap
Rayap biasanya menyerang akar pada bibit tanaman cengkeh yang baru dipindahkan ke areal tanam. Ada kalanya rayap menyerang bibit yang sebelumnya tidak disemprot insektisida.
Bagian lain yang diserang rayap biasanya kulit akar hingga leher akarnya. Dan apabila kulit akarnya dimakan habis, otomatis tanaman akan cepat mati.
Untuk menyiasati hal itu, kita perlu menyemprotkan obat anti rayap serta insektisida berupa Endrin dan Dildrin W.P.
4. Kutu daun
Kutu daun ini bersifat parasit karena keberadaannya yang bisa menghisap cairan tanaman cengkeh. Akibatnya, pucuk daun bisa mengering hingga berguguran.
Pada bagian daun yang diserang oleh hama kutu ini, bisa menimbulkan jelaga berupa lapisan berwarna hitam. Akibatnya daya tahan tanaman lemah hingga terjadinya kematian pada ranting.
Untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan cara menyemprotkan zat Endrin 1% atau Medol 0,5%. Selain itu, semut-semut yang biasa bersarang di daun diberantas juga.
5. Jamur akar
Jamur akar biasanya menyerang tanaman cengkeh yang usianya masih muda ataupun sudah dewasa. Tanaman yang diserang oleh jamur akar ini akan mengalami kematian mendadak.
Ada pun tanda-tandanya tanaman diserang oleh jamur, yakni daun berubah kekuningan lalu berguguran secara perlahan-lahan. Jika sudah ada tanda-tanda seperti itu dianjurkan untuk dicungkili, dibakar dan selanjutnya di areal bekas pembakaran itu disirami kapur.
Semoga bermanfaat dan salam sukses!
salam cengkeh
Referensi:
Nawawi, I. N. 2019. Panduan Lengkap& Praktis Bididaya Cengkeh. Garuda Pustaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H