Atau bertolak dari pameo 'dia bukan sa pu jodoh' [lah, berarti situ jaga orang pu jodoh dong!] Heu heu heu..
Makanya, sa takut sekali jatuh cinta terlalu dalam pada seseorang. Sa takut, apabila su terlajur sayang dan tiba-tiba putus di tengah jalan, malah nanti sa bisa gila karena gagal untuk move on.
Itu yang pertama. Yang kedua, sa takut kelak sa akan menjadi pribadi pembenci, serta menarik garis batas [baca: tra berkomunikasi] deng nona lagi.
Benar memang, bilamana manusia itu adalah mahluk yang rapuh. Tetapi, sa pu akal budi selalu menuntun sa pada sebuah horizon pemahaman akan pentingnya pengendalian dan/atau mawas diri. Ehem..
Yang ingin sa katakan bahwa, terlepas dari status seseorang, komunikasi baik itu sangat penting, kawan. Sebab, komunikasi baik itu berimplikasi pada perbaikan hubungan to. Sukur-sukur bisa balikkan lagi, bila itensinya memang demikian to.
Jadi, jang lagi merasa diri bahwa sa paling benar dan ko yang salah. Tra baik itu. Justru membuat hubungan semakin ruyam. Bukan begitu?
Aih.. sudah dolo ee. Sa su terlanjur banyak omong ni malam, hampir lupa putar kopce.:)
[Nb: sama sekali bukan tulisan menggurui, apalagi menasihati].*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H