Fakta lain juga menyuguhkan bahwa, selain petani, buruh tani juga punya andil yang cukup besar terhadap rekor pertumbuhan sektor pertanian tahun 2020 kemarin. Dimana bulan April hingga Juni kinerja sektor pertanian tumbuh sebesar 2,19 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Tak berhenti di situ, saya pikir, tingginya produktivitas pertanian dan nilai ekspor komoditas pertanian awal tahun 2021 ini juga tak terlepas dari kontribusi buruh tani.
Tapi ya, etos kerja mereka memang tidak selalu equilbrium dengan nominal maupun angka riil upah yang diterima.
Dan lagi-lagi, bila menyoal kenaikan upah harian buruh harian tani pada Maret 2021 di atas yang menurut saya sangat tipis itu, tentu saja tak cukup mensejahterakan buruh tani. Seharusnya, bila bertolak dari prinsip keadilaan, beban kerja mereka harus disetarakan dengan upah yang layak. Tetapi harapan itu jauh panggang dari api.
Akhir kata, sebagai warga negara yang baik, saya selalu berharap kiranya nasib pekerja (bukan saja buruh tani) di negeri ini akan berubah dengan upah yang mensejahterakan.
Jika hal tersebut dirasa sulit dan tidak mungkin menunggu kebijakan pemerintah yang pro buruh, ada baiknya kita memulainnya dari dalam. Dari lingkup organisasi/perusahan kita bekerja.(*)
Salam Cengkeh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H