Tapi, amat disayangkan, ihwal di dalam infografis itu tidak menyertakan dan/atau secara spesifik menyebutkan berapa besaran nilai ekspor cengkeh. Maksud saya, hal itu penting supaya tidak terkesan setengah-setengah dalan menyampaikan informasi kepada publik. Biar afdol!
Namun, terlepas dari kekurangan data-data itu, pemerintah Pusat beserta Kementan perlu diapresiasi karena telah memasukkan cengkeh sebagai salah satu komoditi ekspor. Setidaknya, hal itu akan membantu petani dalam memasarkan produk pertaniannya, berikut mendongkrak nilai jual cengkeh di tengah petani lokal.
Lebih lanjut, saya juga menduga, anjloknya harga cengkeh beberapa tahun terakhir ini terjadi karena pabrik rokok membatasi produksinya. Mengingat hampir 93 persen cengkeh petani lokal diserap sepenuhnya oleh industrik rokok dalam negeri.
Nah, imbasnya penyerapan cengkeh di tengah petani lokal tidak lagi merata dan pada akhirnya banyak cengkeh yang terbengkelai di gudang penyimpanan karena petani masih urun menjual mengingat harga cengkeh sedang anjlok.
Dan, lagi-lagi, langkah untuk membuka kran ekspor cengkeh oleh Kementan dalam hal ini saya pikir perlu di acungi jempol. Satu sisi, upaya ini dilakukan untuk menghindari over supply cengkeh di tengah petani lokal.
Baca juga: Inilah Alasan di Balik Pohon Cengkeh Berbunga Lebih Cepat Tahun Ini..
Sampai di sini, yang ingin saya katakan bahwa, langkah ekspor cengkeh merupakan jawaban pemerintah yang seharusnya ditonjolkan di tengah harga cengkeh petani yang anjlok. Pemerintah juga dirasa perlu bekerja sama dengan dinas pertanian di masing-masing daerah sehingga proses penyerapan cengkeh di tengah petani lokal menjadi mudah.
Saya kira, satu saja permintaan tulus petani kita di negeri ini, yakni mereka hanya ingin usaha pertaniannya dihargai dengan sewajarnya. Tidak lebih.(*)
Salam Cengkeh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H