Bukan sesuatu yang baru lagi bila di banyak tempat, kopi dan cengkeh sering ditanam dalam waktu yang bersamaan dan/atau agak bersamaan.
Di tempat saya, Flores, baik petani kopi dan petani cengkeh pasti menjadikan cengkeh/kopi sebagai tanaman tumpang sari di lahannya. Hal ini dilakukan karena perawatan kedua tanaman ini tidak terlalu ribet. Selebihnya, dapat membantu ekonomi petani.
Tatkala dalam setahun pohon cengkeh mengalami gagal panen akibat anomali cuaca/musim misalnya, kopi bisa dijadikan andalan oleh petani cengkeh. Begitu juga sebaliknya, ketika kopi mengalami hal serupa pasti petani kopi mengandalkan cengkeh.
3. Tanaman hortikultura (seperti nanas, pisang dan umbi-umbian)
Tanaman hortikultura, seperti halnya nanas, pisang dan umbi-umbian bisa juga dijadikan tanaman tumpang sari di perkebunan cengkeh lho, sobat tani.
Pola tanamnya sama seperti tumpang sari kopi dan porang yakni ditanami di sela-sela pohon cengkeh yang berjarak 6--9 meter. Intensifikasi tanaman hortikultur seperti nanas dan pisang dapat membantu kesuburan pada tanah dan mampu menyerap karbon yang berlebihan.
Proses pembuahan hingga pemanenan nanas, pisang dan umbi-umbian juga tergolong sangat cepat. Dengan begitu, sambil menanti cengkeh berbuah dalam waktu agak lama, kita bisa memanen nanas dan pisang untuk dipasarkan dan sisanya untuk kebutuhan sendiri.
4. Sereh wangi dan sereh dapur
Pada galibnya, bangsa sereh di kalangan petani dikenal ada dua jenis, yakni sereh wangi dan sereh dapur. Tapi, kali ini saya lebih merekomendasikan sobat tani untuk menanam sereh wangi.
Di berbagai tempat, sereh memiliki nama yang berbeda-beda. Kalau di Manggarai disebut "lasi tiu". Selain banyak ditanami di sekitar pekarangan rumah warga, sereh wangi juga banyak ditanam (tumpang sari) di sela-sela pohon cengkeh.
Adapun manfaat dari sereh wangi ialah meregangkan otot, membuang racun dalam tubuh, meredakan nyeri dan luka, pewangi badan dan seterusnya.