Hallo sobat petani cengkeh Indonesia. Apa kabar? Semoga sehat selalu ya, sobat.
Di tengah harga jual komoditi cengkeh yang tak menentu (dan cenderung menurun) beberapa tahun terakhir ini, kita petani cengkeh seantero tanah air sudah seharusnya putar otak seraya mencari cara lain agar tetap survive dan berpenghasilan lebih.
Maksud saya, harus ada alternatif lain agar kita tidak menjadikan cengkeh sebagai satu-satunya sumber pendapatan keluarga.
Maka dari itu, salah satu cara yang bisa kita lakukan saat ini adalah memulai kebiasaan baru dengan tanaman tumpang sari (intercropping) di sela-sela pohon cengkeh.
Hal ini, saya pikir, sangat penting dilakukan guna menyokong perekonomian keluarga, tentu saja. Sebagaimana tanaman tumpang sari diterjemahkan sebagai pertanaman campuran berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman dalam satu areal lahan pada waktu agak bersamaan. [Wikipedia]
Adapun keempat tanaman tumpang sari yang saya maksudkan itu adalah sebagai berikut:
1. Porang
Sobat petani cengkeh sudah tahu atau belum tindak-tanduk tanaman satu ini? Sudah pasti tahu dong ya. Ihwal selama dua tahun terakhir tanaman porang mendadak viral lantaran umbinya sangat bermanfaat dan banyak dicari pembeli.
Porang juga termasuk tanaman tumpang sari lho. Kita bisa membudidayakannya di perkebunan cengkeh, atau lebih tepatnya ditanam di sela-sela pohon cengkeh.
Penanaman porang di sela-sela pohon cengkeh juga sangat memungkinkan karena tanaman ini membutuhkan naungan sekitar 40 persen. Itu berarti, pohon cengkeh yang rimbun tidak akan menghalangi produktivitasnya.
Sementara terkait harga jual umbi porang, sejauh ini memang di setiap daerah amat variatif ya. Tinggal disesuaikan saja dengan harga yang berlaku di tempatmu, sobat.
Harga Cengkeh dan Porang Saling Sikut di Pasaran]
[Baca juga info penting ini:2. Kopi
Bukan sesuatu yang baru lagi bila di banyak tempat, kopi dan cengkeh sering ditanam dalam waktu yang bersamaan dan/atau agak bersamaan.
Di tempat saya, Flores, baik petani kopi dan petani cengkeh pasti menjadikan cengkeh/kopi sebagai tanaman tumpang sari di lahannya. Hal ini dilakukan karena perawatan kedua tanaman ini tidak terlalu ribet. Selebihnya, dapat membantu ekonomi petani.
Tatkala dalam setahun pohon cengkeh mengalami gagal panen akibat anomali cuaca/musim misalnya, kopi bisa dijadikan andalan oleh petani cengkeh. Begitu juga sebaliknya, ketika kopi mengalami hal serupa pasti petani kopi mengandalkan cengkeh.
3. Tanaman hortikultura (seperti nanas, pisang dan umbi-umbian)
Tanaman hortikultura, seperti halnya nanas, pisang dan umbi-umbian bisa juga dijadikan tanaman tumpang sari di perkebunan cengkeh lho, sobat tani.
Pola tanamnya sama seperti tumpang sari kopi dan porang yakni ditanami di sela-sela pohon cengkeh yang berjarak 6--9 meter. Intensifikasi tanaman hortikultur seperti nanas dan pisang dapat membantu kesuburan pada tanah dan mampu menyerap karbon yang berlebihan.
Proses pembuahan hingga pemanenan nanas, pisang dan umbi-umbian juga tergolong sangat cepat. Dengan begitu, sambil menanti cengkeh berbuah dalam waktu agak lama, kita bisa memanen nanas dan pisang untuk dipasarkan dan sisanya untuk kebutuhan sendiri.
4. Sereh wangi dan sereh dapur
Pada galibnya, bangsa sereh di kalangan petani dikenal ada dua jenis, yakni sereh wangi dan sereh dapur. Tapi, kali ini saya lebih merekomendasikan sobat tani untuk menanam sereh wangi.
Di berbagai tempat, sereh memiliki nama yang berbeda-beda. Kalau di Manggarai disebut "lasi tiu". Selain banyak ditanami di sekitar pekarangan rumah warga, sereh wangi juga banyak ditanam (tumpang sari) di sela-sela pohon cengkeh.
Adapun manfaat dari sereh wangi ialah meregangkan otot, membuang racun dalam tubuh, meredakan nyeri dan luka, pewangi badan dan seterusnya.
Karena manfaatnya yang mandraguna ini, sereh wangi banyak dibeli oleh konsumen. Peluang inilah yang perlu direbut oleh kita petani cengkeh, lantaran harga sereh di pasaran relatif cukup aman.
Sekurangnya itulah empat jenis tanaman tumpang sari yang bisa kita tanam di sela-sela pohon cengkeh, guna menambah penghasilan keluarga di tengah anomali jatuh bangunnya harga jual komoditi cengkeh saat ini.
Semoga bermanfaat ya, sobat tani!
Salam Cengkeh
(Bertolak dari pengalaman pribadi dan dirangkum dari berbagai sumber)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H