Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Diskursus Mahar Nikah Nggak Pake Ribet!

15 Februari 2021   21:02 Diperbarui: 19 Februari 2021   22:16 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi| gadis-gadis Manggarai (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)

Ya, tersebab mereka tidak dibebani oleh angka mahar. Generasi mereka hampir tak pernah mengalami apa yang dinamakan dengan keringat dingin dan dengkul bergetar gegara dimintai mahar nikah yang besarannya nadzubillah. Tidak. 

Bahkan hingga paca (akad nikah) pun, atau menjelang hari H, pihak laki-laki cuma diminta untuk menyanggupi sebisanya saja. Dalam hal ini, tidak ada unsur koersif (paksaan).

Ya, kalau bahasa warung kopinya "5 juta, okelah. Plus 1 ekor kerbau. Sudah, kita nikahkan saja anak kita. Gak pake ribet".

Yang ingin disampaikan di sini adalah, pernikahan tidak boleh dimaknai sebagai sesuatu yang memberatkan, apalagi sampai menyiksa diri dan batin. Menikahlah untuk bahagia

Sebagaimana kita ketahui juga, bahwa bagi masyarakat Manggarai, pernikahan adalah sesuatu yang sifatnya sakral. Sakral, karena pernikahan bukan sekadar urusan dua orang, tapi lebih dari itu, pernikahan melibatkan dua kelurga besar, dan tak pelak, mengambil sumpah setia di hadapan Allah.

Memang tak dimungkiri bila menikah butuh usaha dan pengorbanan yang cukup. Menikah juga butuh persiapan matang. Tapi, yang tidak boleh kita lupakan, bahwa menikah jangan sampai memberatkan calon suami dan keluarganya.

Saya pikir, diskurtif dan makna konstruktif dari belis adalah hal itu. Sejati-jatinya pemberian belis tidak untuk mendorong seseorang 'berjudi dalam angka', alias nggak pake ribet!

Jadi, mari kita dalami lagi apa itu mas kawin/belis(?) dan makna di balik pemberiannya. Terima kasih. Tabe Momang.(*)

(Retret menulis cukup sehari aja, nggak usah pake lama).

                           Salam Cengkeh                        

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun