Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bertani Itu Bagian dari Seni Berfilsafat

16 Januari 2021   02:15 Diperbarui: 18 Januari 2021   14:05 1619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi| potret kegiatan penyuluhan pertanian menanam jagung dengan teknik bedengan (Dokpri)

Let's began with philosophy. Tersebab segala hal pasti bersentuhan dengan filsafat. Tak terkecuali perihal pertanian, misalnya.

Berbicara tentang relevansi filsafat dan pertanian, saya pikir, beberapa filsuf sudah pernah memfitrah hingga mengaktualisasikannya dalam kehidupan mereka sendiri. Berapa filsuf itu antara lain Hesiodos dan Masanobu Fukuoka.

Hesiodos adalah seorang penyair sekaligus filsuf Yunani kuno. Di dalam beberapa puisi dan prosanya, ia menuliskan pentingnya manusia bekerja. 

Seperti yang pernah ia tuliskan dalam puisi yang berjudul 'Kerja dan Hari'. Setidaknya, saya sudah pernah membahasnya dalam artikel ini (klik untuk baca).

Berikut adalah Masanobu Fukuoka, seorang petani dan filsuf asal Jepang. Fukuoka juga disebut sebagai Bapak Tani Alami.

Fukuoka menyebutkan, tani alami adalah filsafat yang hidup dan menghidupi, dari menguasai ke melayani alam. Selebihnya, muara akhir dari aktivitas pertanian adalah kesempuran hidup manusia dengan alam.

Ada pula pernyataannya yang sarat filosofis. Yakni, jalani usaha pertanian itu secara fleksibel, biarkan tanah dan serangga bekerja untuk kita.

Konsep tani alami ala Fukuoka ini tidak hanya berhenti pada tataran paradigma, tapi lebih daripada itu, dia mekongkritkannya dalam usahanya bertani. Dan terbukti, tani alami itu bekerja dengan baik dan memperoleh hasil memuaskan.

Pada dasarnya, gagasan "provokatif" pertanian alami ala Fukuoka itu sesekini sudah direplikasi di banyak negara. Ihwal tani alami punya segmen berkelanjutan dan selaras dengan alam.

Terkecuali, mungkin, konsep tani alami ini tidak sepenuhnya bisa diadaptasi di beberapa tempat yang secara topografi beda. Terkhusus, pada lahan kering, misalnya.

Tersebab cara kerja pada pertanian lahan kering berbeda dengan lahan basah, dan pertanian lahan kering sangat membutuhkan sentuhan lebih dari manusia. Misalnya saja dengan pemberian pupuk untuk membantu menyuburkan tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun