Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Jangan Larang Saya ke Kebun, daripada Saya Kena Stroke"

3 Januari 2021   20:29 Diperbarui: 5 Januari 2021   14:22 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlepas dari motif ekonomi, bertani menurut sang Bapak adalah bagian dari caranya menyalurkan hobi. Menurutnya, dengan menanami sesuatu, merawat dan memetik hasilnya adalah sebuah rangkaian yang dapat meyenangkan pikiran dan memuaskan hati. [2]

Dari sana juga ada energi yang dapat menyemangatinya dalam bekerja. 

Selanjutnya, menurut Bapak, dengan beraktivitas lebih di kebun dapat membuat otot dan pergelangan kakinya tidak kaku. Dalam hal ini, kesehatan fisiknya terjaga dengan baik.

Beliau lalu membandingkan dirinya dengan rekan sesama guru seusianya di desa yang dalam hal ini jarang gerak dan beraktivitas fisik. Teman-teman gurunya itu lebih rentan terkena penyakit dan gampang sekali mengalami stres. [3]

Terlepas dari proposisi sang Bapak, kebanyakan petani di kampung yang biasanya setiap hari bergelut di ladang, bila sehari dan/atau dua hari saja tak pergi ke ladang, rasanya ada yang kurang dan hidup tidak tenang.

Ya, layaknya petani tulen agar kembali survive, maka beraktivitas fisik di kebun dijadikan suplemen. Begitulah kira-kira.

Jadi, hingga kini pun, setiap kali Bapak meminta kami untuk menghantarkannya ke kebun, pasti akan kami turuti. Dan begitu sampainya di kebun beliau tak hanya sekadar menengok tanaman dari satu sudut ke sudut yang lain, tapi juga turut mengawinkan stek fanili bila tiba saatnya. 

Terhitung pekerjaan tersebut memang cukup enteng dan tidak menguras banhak energi. Yang terpenting bagi kami adalah pikiran Bapak tetap fresh dan hasratnya untuk berkebun terpenuhi. Itu saja.(*)

Salam cengkeh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun