Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

4 Jenis Investasi yang Bisa Dilakukan oleh Petani, Apa Saja?

28 Desember 2020   11:50 Diperbarui: 28 Desember 2020   22:10 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membajak sawah/ gambar pixabay.com oleh mufidpdw

Sebelum kita masuk ke ide pokok tulisan, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa di sini saya bukanlah pakar ekonomi, investor, praktisi bisnis, dan seterusnya. Saya sama seperti Anda; Petani. Begitulah kira-kira ya.

Di sini juga saya tidak akan membahas terlalu banyak berkaitan dengan teori ekonomi dan investasi. Singkatnya, tulisan ini hanya sekadar obrolan ide sebagai sesama petani. Itu saja.

Baiklah saudara. Mari kita awali obrolan kali ini dengan pertanyaan: "pentingkah petani berinvestasi? Lalu, berinvestasi dalam hal apa?"

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sebagai sesama petani, saya coba menawarkan beberapa jenis investasi yang bisa dilakukan oleh petani seantero tanah air.

1. Investasi di bidang produksi

Bagi kita petani, investasi di bidang produksi ini sangat penting. Tentu saja hal ini masih erat kaitannya dengan penyediaan alat-alat pertanian, demi mendukung produktivitas hasil pertanian kita. 

Baik itu, misalnya, untuk membantu kita dalam pengolahan lahan, menanam hingga pada saat pascapanen.

Adapun alat-alat pertanian yang dimaksud semisalkan dengan membeli traktor, mesin perontok, pemanen, penggiling, bajak subsoil dan lain sebagainya.

Alat-alat ini tentu saja harus dirawat dengan baik supaya tak rusak sekali dipakai.

2. Investasi tanah

Tentu sebagai petani kita tahu betul manfaat daripada tanah untuk keberlangsungan usaha pertanian kita. Tanah tak sekadar mempunyai nilai filosofis tapi juga ekonomis.

Investasi tanah yang saya maksudkan adalah dengan cara menyewa lahan (dan bukan dijual) kepada orang lain. Entah itu, misalnya, untuk tujuan pendirian bangunan dan seterusnya. Singkatnya, tergantung kesepakatan.

Investasi tanah tergolong sangat mudah. Mengingat tanah adalah aset tetap dan sewaktu-waktu harga jualnya tinggi. Apalagi misalnya letak tanah kita di lokasi strategis.

Selebihnya, kita tidak perlu repot untuk merawatnya. Toh, tidak akan mengurangi jumlah dan bentuknya, bukan?

3. Investasi di bidang kesehatan

Begitu pula halnya dengan investasi di bidang kesehatan. Kita bisa berinvestasi dengan cara mengikuti asuransi kesehatan, misalnya.

Menjaga kesehatan jiwa dan raga bagi kita petani, saya pikir, merupakan sebuah keutamaan. Hal ini esensial supaya stamina kita tetap fit dalam bekerja.

Mengingat risiko kerja kita sangatlah besar karena selalu bergelut dengan pekerjaan berat dan kasar. Sehingga kapan saja bisa jatuh sakit dan kolaps bila tak tahan banting. 

Dengan begitu, ketika kita mengikuti asuransi kesehatan, setidaknya sangat membantu pada saat emergenci dan situasi keuangan sedang tidak mendukung.

4. Investasi di bidang pendidikan

Berinvestasi di bidang pendidikan tentu tak boleh dipandang sepele. Investasi di bidang pendidikan bisa dengan cara menyekolahkan anak-anak kita, dari usia PAUD hingga perguruan tinggi, misalnya.

Tujuannya jelas, agar generasi penerus keluarga kita mendapat asupan ilmu yang cukup untuk berpikir seraya membentuk cara pandang mereka dalam melihat dunia ke depannya.

Dan yang tidak kalah pentingnya ialah jangan pernah melarang mereka untuk menjadi petani suatu saat, usai mereka bersekolah. Biarkan mereka berusaha di ranah pertanian dengan cara mereka. Tersebab, petani itu bukan profesi picisan dan hina.

Jika kita melarang mereka anak-anak kita bertani, lalu mau dikemanakan pertanian kita di masa depan? Mau mengharapkan siapa lagi?

Kurang lebih demikianlah model dan/atau bentuk investasi yang bisa dilakukan oleh para petani. Tentu saja ke-4 poin di atas punya prospek jangka panjang dalam mewujudkan keniscayaan masa depan rumah tangga petani. 

Selamat berinvestasi. Semoga sukses. Salam hangat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun