Faktanya, pada tahun 2020 ini saja meski masih dibayang-bayangi pandemi Covid-19, sektor pertanian kita menorehkan rekor pertumbuhan baik. Di mana BPS mencatatkan bahwa sepanjang April-Juni kinerja sektor pertanian tumbuh 2, 19 persen secara tahunan.
Sayangnya, kinerja baik sektor pertanian ini tidak disokong oleh harga jual produk pertanian yang egaliter. Yang ditandai juga dengan terjungkalnya hampir semua komoditas di kalangan petani.
Dua persoalan di atas, hemat saya, merupakan kendala terbesar yang menyendat laju sektor pertanian di Indonesia selama ini. Padahal jika ditilik dari etos kerja, petani kita lebih bersemangat dibandingkan petani-petani di negara maju. Berikutnya soal luas lahan pertanian, misalnya.
Solusi:
1. Pemerintah perlu memfasilitasi Petani
Ya. Petani kita perlu difasilitasi. Entah itu dengan pemberian bantuan berupa alat-alat pertanian, subsidi pupuk, subsidi harga, membantu memasarkan hasil tani, dan lain sebagainya.
Saya sendiri sejauh ini merasaya senang seraya mendukung segenap kebijakan pemerintah pusat, melalui Kementerian Pertanian (Kementan) yang sudah melaksanakan beberapa kebijakan yang pro petani.
Misal, dengan mendirikan Kios Tani, memberikan bantuan berupa alat-alat pertanian kepada petani, yang meskipun dalam hal ini belum merata dan/atau belum menyasar semua petani di negara ini.
2. Pemberian pupuk bersubsidi
Menjadi penting karena memasuki musim tanam gelombang kedua saat ini, petani kita acapkali mengeluhkan kekurangan pupuk. Adapun pupuk yang tersedia di pasaran saat ini adalah pupuk non-subsidi yang harganya dua kali lipat dibandingkan pupuk subsidi.
Tentu saja petani akan kelabakan jika harus terpaksa membeli pupuk non-subsidi. Ihwal harus mengeluarkan biaya operasional dua kali lipat besarnya.
3. Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan di sini perlu ditingkatkan sebagai bagian dari usaha pencerahan konsep pertanian secara parsial dan simultan.
Ada kecendrungan masyarakat tani di daerah yang punya etos kerjanya sangat tinggi tapi masih terkendala sistem dan pola bercocok tanam yang baik. Sehingga menjadi penting, kegiatan penyuluhan harus dilakukan.
Selebihnya, dengan aktif memberikan penyuluhan secara langsung dan tidak dapat menumbuhkan jiwa wirausaha pada diri petani.