Raes adalah situasi di mana si tuan rumah akan menemani sang tamu ngobrol lebih dalam lagi. Maksud saya dalam nuansa keakraban. Di sini basa-basi dan tema obrolan sudah beranak-pinak dan berlipat ganda.
Dari tema sosial ke lingkungan, dari diskusi religius ke ranah kebun dan seterusnya. Apalagi, misalnya, berkenaan dengan tahun politik seperti saat ini. Alur pembicaraan pasti mengalir persis bapak-bapak politisi di tivi.
Tesi
Tesi itu permohonan maaf yang datang atau disampaikan oleh tuan rumah kepada si tamu.
Permohonan maaf itu bisa saja ada karena, misalnya, ada salah kata yang menyinggung pribadi si tamu, kopi/teh hangat yang disuguhkan ke tamu berasa kurang gula dan/atau karena maksud dari kunjungan si tamu tak bisa dipenuhi oleh tuan rumah, misalnya.
Intinya, agar meninggalkan kesan pertemuan yang baik. Karena bila yang terjadi justeru sebaliknya, maka si tamu akan segan dan malah takut untuk bertamu lagi dikeesokan harinya.
Des
Des itu pamit berpamitan. Setelah si tamu menyampaikan maksud kedatangannya, lalu ia akan berpamitan pulang (kecuali untuk tamu yang hendak menginap).
Si tamu pasti akan menyahut, "Asa ite kole di kaku ga..(Mari om, saya pamit pulang dulu ya)".
Lalu, tuan rumah akan menghantarkannya sampai depan pintu dan/atau gerbang rumah. Kemudian sambil menepuk pundak si tamu, tuan rumah akan menitipkan pesan "De dia one salang ga ite..(baik-baik sudah di jalan).
Yang membedakan maksud kedatangan si tamu ialah caranya berpakaian dan objek penyerta yang dibawanya. Jika si tamu berpakaian adat dan membawa sebotol tuak serta seekor ayam, pasti itu dalam rangka adat.
Lain halnya dengan tamu yang datang untuk sekadar remeh-temeh dan kongkow bareng, misalnya.