Dua hari yang lalu, misalnya, saya sempat singgah di Desa Pacar Pu'u, Kecamatan Pacar, Manggarai Barat, Flores.Maksud hati ingin menjumpai Mama Magdanela dan Mama Filomena di kediamannya masing-masing.
Sampai di sana, saya melihat mereka berdua baru saja selesai mengayam Roto. Tak hanya mengayam Roto saja, mereka juga turut merajut Lose (tikar) dan Tange (bantal).
Di Desa Pacar, mereka berdua cukup dikenal sebagai mama-mama yang ulet membuat Roto, Lose dan Tange.
Selain Roto, produk kerajinan tangan seperti Lose dan Tange juga merupakan bentuk kerajinan tangan yang menyerupai tikar dan bantal. Keduanya sama-sama terbuat dari bahan baku daun pandan, plus kapuk untuk diisi ke dalam bantal.
Di Desa Pacar Pu'u, daun pandan ini banyak tumbuh di kebun, pekarangan rumah, pinggiran sungai dan hutan belantara. Begitu pula dengan pohon kapuk, misalnya.
Menurut mama-mama pengrajin ini, sebagai langkah awal pembuatan Lose dan Tange, sebagian irisan bambu dan daun pandannya direndam bersamaan dengan kayu pateng dalam sebuah ember/baskom selama 12 jam.
Baru setelah itu dijemur hingga kering, kemudian dipilah-pilah hingga kecil sebelum dirajut mejadi Roto, Lose dan Tange.
Demikian waktu yang diperlukan untuk menghasilakan satu Tange dan Lose biasanya dikerjakan secara manual selama empat sampai lima hari.
Cukup menarik memang, meski bahan baku Roto berbeda dengan Lose dan Tange, tapi ketiga kerajinan ini sama-sama dibuat dengan cara dirajut.
Menurut penuturan mereka, aktivitas menganyam Roto ini hanya mereka lakukan pada saat memasuki musim panen saja. Karena sewaktu itu, kebutuhan masyarakat akan Roto sangat tinggi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!