"Saya sudah pensiun, minggu depan saya pulang ke Irlandia"
Demikian kata Pater Allan SVD kepada kami sekeluarga menyangkut keinginannya untuk pensiun dari imam diosesan Keuskupan Manokwari, Sorong.
Pater Allan memutuskan untuk pensiun dan/atau istirahat oleh karena alasan umur dan juga kesehatan. Tentu saja pengajuan pensiunnya itu telah memenuhi kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan oleh Keuskupan di tempatnya berkarya.
Tanggal 22 Oktober yang lalu, beliau datang ke Manggarai untuk berjumpa kami sekeluarga. Terhitung ini adalah kunjungan kedua kalinya semenjak beliau dipindahtugaskan ke Sorong awal tahun 1990-an.
Maksud dibalik kunjungannya kali ini untuk berpamitan kepada umat di mana dulu ia pernah bertugas: mejalankan misi pastoralnya. Selebihnya, beliau ingin pergi ke Ende, Flores Timur, untuk berjumpa dan meminta restu kepada pimpinan SVD di sana.
Rencananya, setelah pensiun nanti beliau akan kembali ke negara asalnya, Irlandia.
Di sana pula, beliau akan menghabiskan hari-hari tuanya dan beristirahat di ordo SVD. Sembari temu kangen dengan sanak keluarga yang sudah lama ia tinggalkan demi menjawab tugas perutusan.
Ya, persisnya seorang kakek yang rindu bermain dan berada dekat dengan cucu-cucunya. Sangat manusiawi. Ihwal, secara politis manusia selalu rindu untuk hidup bersama dengan manusia lain. Begitu juga dengan Pater Allan, tentu saja.
Selayang Pandang
Nama lengkapnya adalah Allan G. Nasraya. Beliau adalah seorang imam kelahiran Dublin-Irlandia 7 Maret 1948. Pater Allan merupakan imam dari kongregasi SVD (Societas Verbi Devini).
Sebelum beliau melayani umat Tuhan di Keuskupan Manokwari, Sorong, beliau pernah bertugas di Paroki Pacar, Keuskupan Ruteng, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pater Allan melayani umat di Paroki Pacar kurang lebih 13 tahun lamanya. Terhitung masa baktinya dari tahun 1973 sampai akhir 1986.
Di Paroki Pacar, misalnya, beliau berhasil mendirikan gereja, yang sesekini dinamakan Gereja St. Nikolaus Pacar. Sementara untuk mendukung piranti-piranti misi menggerejawinya di wilayah Pacar, beliau membuka kursus pertukangan, kursus perkebunan, membangun sekolah hingga rutin melawat ke sejumlah tempat.
Bahkan pada konteks lain, Pater Allan senang berkotbah di tengah kebun milik umat. Berangkat dari hal tersebut, umat di Paroki Pacar lebih mengenal Pater Allan sebagai Pastor yang suka berkebun dan peduli pada kehidupan petani.
Baca juga: Menimang Misi Pater Allan di Pacar: Menghadirkan Injil dan Cengkeh
Dari cerita bapak saya yang dulu pernah tinggal dengan Pater Allan, pembukaan sekolah dan kursus-kursus itu ia lakukan karena ingin masa depan anak-anak muda di kampung-kampung menjadi lebih baik.
Alasan mendasar lainnya yakni, agar anak-anak muda di didik dengan teknik bercocok tanam yang baik, kelak mereka memiliki penghasilan yang cukup dari penjualan hasil taninya itu.
Bila menukil risalah karya misinya itu, saya ingin mengatakan bahwa, hakikat karya pastoralnya ada pada keseimbangan spiritual dan kesejahteraan hidup umat.
Saya pribadi juga sangat meyakini bahwa, Pater Allan turut menanamkan semangat pembaharuan itu pada umat di Keuskupan Manokwari, Sorong.
Pendek kata, meskipun kini beliau memutuskan untuk pensiun dan ingin kembali pulang ke tanah kelahirannya, tetapi karyanya akan tetap abadi dan dirinya akan selalu dikenang sebagai sosok inspiratif di mata umat, tentu saja.
Semoga Sang Khalik tetap menganugerahi Pater Allan umur yang panjang dan kesehatan jiwa dan raga. Amin.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H