Pater Allan melayani umat di Paroki Pacar kurang lebih 13 tahun lamanya. Terhitung masa baktinya dari tahun 1973 sampai akhir 1986.
Di Paroki Pacar, misalnya, beliau berhasil mendirikan gereja, yang sesekini dinamakan Gereja St. Nikolaus Pacar. Sementara untuk mendukung piranti-piranti misi menggerejawinya di wilayah Pacar, beliau membuka kursus pertukangan, kursus perkebunan, membangun sekolah hingga rutin melawat ke sejumlah tempat.
Bahkan pada konteks lain, Pater Allan senang berkotbah di tengah kebun milik umat. Berangkat dari hal tersebut, umat di Paroki Pacar lebih mengenal Pater Allan sebagai Pastor yang suka berkebun dan peduli pada kehidupan petani.
Baca juga: Menimang Misi Pater Allan di Pacar: Menghadirkan Injil dan Cengkeh
Dari cerita bapak saya yang dulu pernah tinggal dengan Pater Allan, pembukaan sekolah dan kursus-kursus itu ia lakukan karena ingin masa depan anak-anak muda di kampung-kampung menjadi lebih baik.
Alasan mendasar lainnya yakni, agar anak-anak muda di didik dengan teknik bercocok tanam yang baik, kelak mereka memiliki penghasilan yang cukup dari penjualan hasil taninya itu.
Bila menukil risalah karya misinya itu, saya ingin mengatakan bahwa, hakikat karya pastoralnya ada pada keseimbangan spiritual dan kesejahteraan hidup umat.
Saya pribadi juga sangat meyakini bahwa, Pater Allan turut menanamkan semangat pembaharuan itu pada umat di Keuskupan Manokwari, Sorong.
Pendek kata, meskipun kini beliau memutuskan untuk pensiun dan ingin kembali pulang ke tanah kelahirannya, tetapi karyanya akan tetap abadi dan dirinya akan selalu dikenang sebagai sosok inspiratif di mata umat, tentu saja.
Semoga Sang Khalik tetap menganugerahi Pater Allan umur yang panjang dan kesehatan jiwa dan raga. Amin.(*)