Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jangan Jadikan Kawasan Taman Nasional Komodo Sebatas Toilet!

26 Oktober 2020   22:58 Diperbarui: 27 Oktober 2020   12:55 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seekor komodo jantan berhadap-hadapan dengan sebuah truk yang sedang melintas dilokasi proyek di Pulau Rinca (gambar Facebook Goresan Dody)

Lebih lanjut, dalam proyek geopark ini, pemerintah juga turut serta menggandeng pihak investor dari luar.

Tahu sendirilah ulah para investor sekarang ini. Yang ada didalam batok kepalanya hanya uang dan uang. Mereka akan melakukan segala cara untuk mengeruk keuntungan. Sekalipun itu dengan merusak lingkungan, misalnya.

Saya pribadi bukannya anti investor. Tidak, tentu saja. Hanya saja, bila membaca pada pengalaman sebelum-sebelumnya, kehadiran para investor ke tanah Manggarai selalu menorehkan rekor buruk.

Aktivitas mereka hanya menyisahkan kekacauan dan kerusakkan, setelah mereka mengeruk habis-habisan kekayaan alam kami. Padahal, katanya, proyek mereka itu sesuai dengan AMDAL. Tapi nyatanya, AMDAL itu mereka khianati!

Yang menjadi ketakutan saya selanjutnya adalah (...dan mungkin kebanyakan masyarakat diaspora Manggarai) kedatangan sejumlah investor ke wilayah TNK kelak akan menorehkan cerita seperti itu juga. Apalagi proyek ini berada di tengah habitus satwa Komodo.

Saya tidak bisa membayangkan jika suatu saat permainan para investor itu sudah pincang dan salah arah, kawasan TNK hanya dijadikan lahan bisnis dan sebatas toilet oleh mereka.

Jadi, pesan saya untuk Presiden Jokowi dan semua Kementerian terkait, tolong jangan anggap sepele soal ini! 

Baik pemerintah pusat dan daerah, harus serius memperhatikan segala sesuatunya dengan baik. Demi menghindari salah urusnya TNK ke depan. Begitu kira-kira.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun