Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Diskursus Seputar Era Digitalisasi dan Anak-anak

7 September 2020   23:36 Diperbarui: 8 September 2020   03:30 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi beberapa orang anak kecil bermain rangkuk alu, permainan tradisional Manggarai (gambar: Istimewa, via Jawapos.com)

Permainan pada era itu selalu membutuhkan kehadiran orang lain dengan jumlah tertentu. Karena itu, kami selalu saling mengajak untuk bermain bersama lalu berhenti ketika kami sudah merasa lelah atau sudah berakhirnya permainan itu.

Saat bermain, terasa sungguh mengasyikkan karena ada suara sorak-sorai, tertawa ramai yang dipoles dengan ekspresi hati penuh gembira dan bersemangat. Ekspresi itu terlahir dari dalam, meluap dari hati, tercipta karena lingkungan di sekitarnya.

Sering kali juga kami bisa adu mulut, dan sesekali baku pukul, karena tidak mudah juga menerima kerugian karet atau biji kemiri; atau kalah karena putaran gasingnya tidak sesempurna dan tidak terlalu lama sesuai kesepakatan.

Kecewa dan rasa tak puas terasa betul tetapi selalu punya optimisme masih ada kesempatan pada hari besok.

Alat-alat permainanku terasa lucu untuk saat ini bila dibandingkan dengan alat permainan mereka yang serba digital. 

Ternyata semua terlahir dalam sebuah zaman tertentu dan telah dibentuk seturut zaman tersebut. Yang telah lewat selalu berandil untuk menciptakan permainan baru dengan peralatan modern untuk bisa memunculkan era baru.

***

Pendek kata bahwa, ada hal yang menarik di tengah hiruk pikuk dan gebiarnya era digital ini. Di mana orangtua tetap punya peranan dan selalu punya akal brilian dalam mengarahkan anak-anaknya ke arah yang baik.

Pada dasarnya tidak ada salahnya ketika orangtua membiarkan anaknya bermain gadget dan/atau handphone pada waktu tertentu. Bahkan misalnya, sekalipun mereka sedang bermain game yang sesuai dengan usia mereka. Karena secara tidak langsung dapat meningkatkan daya kongnitif mereka.

Proporsi pentingnya ialah orangtua wajib membatasi jam main mereka. Agar supaya mereka tidak kecanduan game. Dan tentu saja jangan sampai mereka kehilangan kemampuan berinteraksi dengan manusia lain, atau malah melupakan aktivitas fisik (jarang gerak) karena terlanjur demam game.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun