Setelah menenggak tuak tadi, topik diskusi kian beranak pinak dan berlipat ganda. Terlebih-lebih berkenaan dengan musim-menjelang-pilkada ini, berbuih-buih cakap menyoal politik.
Segala umur seakan mahfum membicarakan hal satu ini. seolah-olah jadi tahu tentang segala hal; dari politiik daerah hinggga menyigi politik di Amerika sana.
Bahkan kalau sampai ada saja dari beberapa orang yang berbeda pilihan, perdebatannya bakal nggak kelar-kelar, bahkan sampai lupa untuk menyortir cengkeh di depan muka. Ha ha ha
Tetapi ngomong politik itu bikin melek dan tentu saja makin di gosok makin mantul. Mungkin karena politik itu menawarkan uang, mimpi indah dan kuasa yang bisa memerintah segalanya. Mungkin saja ya.
Perbincangan itu tidak berhenti di politik saja tentunya. Bisa tentang pesta, pacar/ gebetan, setan, rokok, kebun dan lain sebagainya. Tidak ada bosan-bosannya.
Dan menariknya lagi, topik-topik diskusi semalam itu masih berlanjut di kebun keesokan harinya. Kendati pun lawan bicaranya, ya, orang yang sama juga. Jadi, tinggal lanjut saja.
Opini menyebar, tanggapan berlimpah, penilaian, persepsi bahkan representasi atas apa yang sedang dibicarakan itu. Yang pasti situasi kebun tidak lagi sepi dan sesekini mendadak ramai.
Tak dipungkiri, kesempatan seperti ini dirasa perlu untuk menghidupkan suasana dan memacu semangat kerja. Selain bisa 'membunuh waktu' di siang suntuk yang cukup melelahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H