Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bapa Tjiptadinata dan Bapa Felix "Asi Koe di Ngo"..

15 Juli 2020   14:55 Diperbarui: 15 Juli 2020   18:02 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini di buat persisnya ketika saya sedang berada dibawah rerimbunan pohon cengkeh, dan sementara bersandar di pokok pohon. 

Tadinya di atas pohon cengkeh, saya iseng-iseng ngompasiana, karena melihat kedua Kompasianer panutan saya berencana untuk pamit, makanya saya turun.

Jadi, berkesadaran pada hal itu, hati saya terpanggil untuk menuliskan hal ini.

Pendek kata, siang menjelang sore ini, saya merasa sedih sekali seketika membaca tulisan Bapa Tjiptadinata yang berencana untuk pamit dari Kompasiana. 

Meski dalam artikelnya itu, beliau tidak secara terang-terangan mengatakan untuk pamit, tapi dugaan saya arahnya kesana. (Monggo dikoreksi bila saya keliru menafsirkan).

Ihwal bagi saya, Bapa Tjiptadinata adalah Tua Golo-nya kampung Kompasiana. "Tua Golo" dapat diartikan sebagai orang yang dituakan, bijaksana dan paling dihormati dalam komunitas masyarakat adat Manggarai.

Berdasarkan pada anggapan ini, saya selalu bangga bukan kepalang, bila setiap kali merilis tulisan di K, Bapa Tjip selalu hadir pertama menyapa dan mengapresiasi.

Karena kebetulan, tulisan saya kebanyakan seputar pertanian, Bapa Tjip juga acapkali menyempatkan waktunya untuk bercerita seputar pengalamannya berbisnis cengkeh selama menjadi pengusaha sukses di Sumatera sana.

Tentunya, hal-hal seperti ini yang menjadi alasan kuat bagi saya selalu merasa ngompasiana itu amat bergairah.

Lebih lanjut, selain Tua Golo ada juga 'Tua Teno'. Dan Tua Teno di Kompasiana ini menurut saya adalah Bapa Felix Tani

Sebagaimana dalam tataran kehidupan orang Manggarai, Tua Teno adalah tetua yang dipercayakan untuk memimpin pembagian jatah atas tanah dan mengurusi sengketa dalam satu lingko beo (tanah adat).

Dalam hal ngompasiana, Bapa Felix hadir-membagi- ilmu dengan tulisan-tulisan bernas untuk kita kunyah.

Tapi melihat fenomena yang ada, sedini saya melihat Tua Golo dan Tua Teno Kompasiana kita akhir-akhir ini berniat untuk meninggalkan dunia kepenulisan di K.

Saya tidak tahu pasti, apa alasan dan motivasi dasar dari keduanya.

Tentu keputusan ini melahirkan kerinduan bagi saya, yang nota bene masih butuh arahan dan bimbingan dari kedua kompasianer panutan ini. 

Dengan begitu, tanpa mengurangi rasa hormat, saya meminta dengan tulus hati kepada Bapa Tjip dan Bapa Felix untuk asi koe di ngo (jangan pamit dulu), reki agu gejur (kebaikan dan ilmu) Bapa berdua masih sangat kami butuhkan di K. 

Kendati tak bisa dipungkiri, beliau-beliau ini sudah lama menghabiskan waktu di K, baik itu untuk mengedukasi, membimbing K-ners muda dengan ilmu-ilmu yang mereka punya.

Tak pelak usaha-usaha ini menyita banyak waktu, energi dan tenaga. Kendati usia beliau berdua semakin kesisni sudah tidak muda lagi. Sehingga pilihannya mungkin untuk beristirahat menulis untuk sementara waktu ini.

Selebihnya Bapa berdua perlu mempertimbangkan permohonan dari saya ini, ihwal saya sudah capek-capek turun dari atas pohon untuk menuliskan ini. Hehehe (maaf gurau).

Demikian saja permohonan ini, Bapa berdua. Mohon maaf sudah membikin heboh jagat Kompasiana.

Salam hormat penuh cinta dari Manggarai. Semoga sehat-sehat selalu. Terima kasih banyak. Tabe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun