Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Lupakan Kalung Antivirus Itu, Fokus Perbaiki Harga Komoditas Pertanian!

7 Juli 2020   00:15 Diperbarui: 7 Juli 2020   17:26 1705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Humas Kementrian Pertanian via Kompas.com

Saya sebenarnya kecewa sekali dengan hadirnya kalung antivirus corona ala Kementan itu. Terlalu banyak yang disia-siakan bila mendiskursuskan hal itu. Tidak survive.

Di tengah riuhnya kalung yang diledek banyak orang sebagai jimat, ada tupoksi Kementan yang terlupakan. Yakni, seputar vitalisme persoalan harga komoditas pertanian di kalangan petani.

Kenapa nggak urus yang ini saja sih, Pak?

Kendati pun, temuan kalung antivirus corona ini belumlah 100% (baca: laik dipatenkan). Artinya, masih harus melalui beberapa rangkaian uji coba lab, harus mempunyai lisensi medis dan sebagainya.

Menariknya lagi, melansir Tribunnews.com, Menteri Syahrul menyebutkan, berdasarkan hasil lab Balitbangtan terdapat 700 jenis antivirus yang dihasilkan. Dan satu diantara antivirus itu bisa mematikan virus corona.

Luar biasa tentunya. Sebagai seorang petani yang buta terhadap dunia medis, saya melihat prestasi Balitbangtan dalam mempabrikasi antivirus ini sebagai sesuatu yang prestisius.

Lebih berbangga tentunya, bila dari 699 antivirus yang tersisa itu, 2 atau 5 di antaranya bisa menangkal kisutnya harga komoditas pertanian. Atau halnya, bisa meningkatkan imun harga cengkeh biar nggak drop melulu, misalnya.

Tentu 'antivirus' yang saya maksudkan di sini adalah berupa 'aturan dan/ atau sejumlah kebijakan'.

Gimana nggak asyik, coba?

Lupakan Kalung Itu

Sudah tak terbantahkan memang, kalung antivirus corona yang mengandung eucalyptus ini sedemikian dipergunjingkan oleh banyak pihak. Karena memang temuan ini belum sepenuhnya bisa diandalkan dan masih sebatas pada klaim sepihak.

Jadi, agar supaya persoalan ini tidak menjadi rancu dan menimbulkan polemik berkepanjangan, mending lupakan saja kalung itu dan terapkan prinsip 'arus balik'. 

Yakni, kembali ke laptop. Urusi apa yang sudah menjadi tugas pokok kementrian pertanian. Jangan melebar di luar itu.

Salah satunya seperti yang sudah saya beberkan di awal; fokus perbaiki harga komoditas pertanian saja. Selebihnya, menerapkan standardisasi harga komoditas di pasaran yang seimbang.

Fokus Perbaiki Harga Komoditas Pertanian Saja!

Saya pikir, seruan saya ini mewakili isi kepala beberapa puluh juta petani di Tanah Air yang saat ini sedang lesu, pikiran campur aduk gegara harga komoditas hasil taninya kisut.

Di tengah situasi batas yang dialami petani ini pula, tentunya jawaban yang paling menonjol dari negara, melalui Kementan adalah perhatian. Entah perhatian seperti apa yang diberikan.

Dengan simplifikasinya, menggunakan instrumen kekuasaan pemerintah untuk ikut mengawasi harga di pasaran, menerapkan standardisasi harga komoditas pertanian yang jelas, atau dengan menjadi mediator antarpetani dan pengusaha.

Tentu sederet kebijakan ini sedemikian hadir menjadi 'antivirus' tersendiri bagi kemaslahatan para petani di Tanah Air.

Di sinilah seharusnya ranah Kementerian Pertanian itu.

Kurang lebih demikian. Salam sehat dan baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun