Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menghela Narasi Pemanenan Cengkeh [Hari 1]

30 Mei 2020   23:58 Diperbarui: 4 Juni 2020   15:34 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bunga cengkeh yang sudah dipanen adalah bunga yang tingkat kematangannya sudah pas. Ditandai dengan bentuk kepala buah yang bundar dan masih tertutup (belum mekar). Atau dengan ciri lain seperti warna bunganya yang kuning ke merah-merahan.

Fakta lain juga menyuguhkan bahwa, jika pemanenan bunga cengkeh di lakukan belum saatnya, kelak akan mendapatkan cengkeh kering yang keriput dan tidak berat bila di timbang. Lebih dari pada itu, kandungan minyak cengkehnya berkurang.

Sesi makan siang. hehe
Sesi makan siang. hehe

Dan yang tidak kalah pentingnya ialah pemetikan bunga cengkeh jangan sampai terlambat dilakukan. Apa bila kita kecolongan waktu dan terlambat, maka akan didapati bunga cengkeh yang tanpa penutup karena bunganya terlanjur mekar dan jatuh.

Fenomena seperti ini akan sangat merugikan. Plus wangi cengkehnya jadi berkurang.

Kami sendiri pernah mengalami hasil panen yang hasilnya kurang baik beberapa tahun silam. Dikarenakan waktu itu jumlah buruh petik sedikit dibandingkan volume cengkeh yang berbuah.

Akibatnya, sebagian dari pohon cengkeh itu dibiarkan tanpa di petik.

Untuk penyortiran bunga sendiri masih dilakukan secara manual dan/ atau menggunakan tangan. Ada pun mesin penyortiran cengkeh tapi untuk saat ini diproduksi terbatas.

Beberapa bulan yang lalu saya sempat menghubungi bos perusahaan di Surabaya untuk menanyakan info mesin tersebut, namun jawabnya semuanya sudah laku terjual.

Dokpri
Dokpri

Harganya lumayan mahal, sekitar 19 jutaan untuk satu unit. Tapi dibalik itu, manfaatnya sangat membantu sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun