Mohon tunggu...
Gufron Ali Purnomo
Gufron Ali Purnomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Artikel "Dampak Perceraian dan Pemberdayaan Keluarga Studi Kasus di Wonogiri"

6 Maret 2024   23:00 Diperbarui: 6 Maret 2024   23:02 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Analisis Artikel *

Perkawinan merupakan salah satu naluri manusia, karena dengan adanya perkawinan tumbuh rasa saling memiliki, memberi, dan saling membantu, sehingga terwujud keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Pada dinamika keluarga mengalami pasang surut dalam mempertahankan keutuhan rumah tanggadan dapat menyebabkan perceraian. 

Faktor yang menjadi titik awal pengajuan gugatan itu mayoritas tentang masalah tanggungjawab suami dan hanya kecil yang mengajukan perceraian karena kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Selain itu kondirsi Geografi dan demografi juga mempengaruhi dalam sebuah kekeluargaan, Yaitu berhubungan dengan perekonomian yang memicu dalam keluarga.


Studi kasus di Kabupaten Wonogiri mungkin memperlihatkan pola-pola khusus terkait dampak perceraian dan upaya pemberdayaan keluarga. Penting untuk mengevaluasi data tersebut guna merancang strategi intervensi yang mendukung kesejahteraan keluarga dan komunitas secara keseluruhan.

Lembaga juga berperan dalam menumbuhkan keluarga yang "Samawa". Namun program pada lebaga yang tidak diterpakan pada masyarakat yang dapat membuat dampak kepada masyarakat sendiri. Merujuk kepada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan arahnya adalah memperbaiki, melestarikan lembaga perkawinan, tetapi kenyataan di lapangan cenderung bubrah, karakternya seperti kaca, kalau sudah pecah tidak bisa disatukan kembali hal tersebut yang di hindari dalam kehidupan rumah tangga.

Upaya mengatasi tingkat perceraian, pemberdayaan keluarga pasca perceraian,
sementara masih menjadi tanggung jawab sendiri-sendiri, namun melalui Badan Amil Zakat Daerah (Bazda) keluarga yang fakir miskin diberikan santunan-jaminan sosial untuk usaha, bahkan diberikan modal ekonomi untuk membantu keluarga miskin, apakah itu untuk program keluarga pasca perceraian atau hanya keluarga miskin. 

Secara umum, program pemerintah tidak sampai menyentuh bagaimana pembinaan keluarga sakinah, semuanya diupayakan sendiri, sementara program pemerintah tidak didukung oleh anggaran yang cukup untuk mendukung program keluarga sakinah.

Selain itu terdapat program yaitu  Badan Pembina Penasehat Perkawinan dan Perceraian (BP4) memberikan nasehat pernikahan. Namun program yang kurang maksimal dalam penerapannya. Kebijakan dan pelayanan pemerintah terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga
melalui pembinaan baik secara ekonomi maupun keagamaan perlu digalakkan kembali. Melalui pemberdayaan keluarga kualitas bangsa dapat diraih.

*jelaskan faktor-faktor penyebab perceraian?*


a.Perselingkuhan
 Kebanyakan orang menganggap perselingkuhan adalah kejahatan yang tidak bisa dimaafkan. Meskipun tidak selalu menimbulkan perceraian, tetapi pasti akan merusak kepercayaan dalam menjalani suatu hubungan.

b.Kurangnya keintiman
Tidak merasa terkoneksi dengan pasangan bisa merusak pernikahan dengan cepat. Pasangan akan merasa seolah-olah mereka tinggal dengan orang asing.
Hal Ini terjadi karena kurangnya keintiman fisik atau emosional. Bersikap dingin terhadap pasangan terus-menerus bisa menjadi faktor perceraian seiring waktu.

c.Kurangnya komunikasi
Komunikasi sangat penting dalam pernikahan. Komunikasi yang tidak efektif menyebabkan kebencian dan frustasi bagi kedua pasangan, yang nantinya berdampak pada pernikahan.

d.Sering berdebat/bertengkar
cara dalam memandang dan menangani konflik sangat berhubungan dengan seberapa lama pernikahan akan bertahan. Konflik atau perdebatan yang terjadi terus-menerus tidak mencerminkan kondisi pernikahan yang sehat.

3.apa saja alasan perceraian?
 
a. Kurangnya dukungan dari keluarga
b. Perselingkuhan atau hubungan di luar pernikahan
c. Ketidakcocokan
d. Kurangnya kedekatan
e. Terlalu banyak konflik atau pertengkaran
f. Stres keuangan
g. Kurangnya komitmen
h. Perbedaan dalam pendekatan sebagai orang tua
i. Menikah terlalu muda
j. Nilai atau moral yang bertentangan
k. Penyalahgunaan zat
l. Kekerasan dalam rumah tangga
m. secara fisik dan/atau emosional
n. Gaya hidup yang berbeda

*Cara mengatasi masalah perceraian menurut kelompok kami*

1. Menjaga komunikasi yang baik dengan pasangan

Komunikasi yang baik merupakan salah satu kunci utama dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Selalu berusaha untuk terbuka dan jujur dalam berkomunikasi dengan pasangan, dan juga mendengarkan pendapat dan perasaan pasangan dengan seksama.

2. Menghargai pasangan dan memperlakukannya dengan baik

Menghargai dan memperlakukan pasangan dengan baik merupakan salah satu cara untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Jangan pernah melakukan tindakan yang merugikan atau menyinggung perasaan pasangan.

3. Menghindari tindakan kekerasan

Kekerasan dalam rumah tangga merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan perceraian. Oleh karena itu, sebaiknya menghindari tindakan kekerasan dalam bentuk apapun terhadap pasangan.

5. Menghindari sikap egois

Jangan selalu memikirkan kepentingan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan pasangan. Selalu berusaha memahami dan memperhatikan kebutuhan pasangan untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.

6. Memperbaiki kesalahan dengan jujur dan tulus

Jika terjadi konflik atau salah paham dengan pasangan, sebaiknya cepat memperbaiki kesalahan dengan jujur dan tulus. Jangan pernah menyimpan dendam atau kemarahan yang bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga.

7. Berdoa dan berserah diri kepada Allah

Berdoa kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Memohon pertolongan dan petunjuk kepada Allah dapat membantu menyelesaikan masalah yang terjadi dalam rumah tangga.

*Mengatasi mengatasi dampak perceraian*

1. Komunikasi yang baik

Membuka jalur komunikasi dengan anak sangat penting. Dengan mendengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi, dapat membantu membuaat anak merasa didengar dan dimengerti.

2. Beri dukungan emosional

Anak-anak perlu tahu bahwa mereka didukung dan dicintai. Ajarkan anak cara mengungkapkan perasaan mereka dengan sehat.

3. Konseling atau terapi

Bawa anak ke seorang profesional kesehatan mental atau konselor yang berpengalaman dalam membantu anak-anak mengatasi dampak perceraian.

4. Pertahankan rutinitas

Usahakan untuk menjaga rutinitas yang konsisten, seperti waktu makan dan tidur, agar memberikan rasa stabilitas.

5. Ajari keterampilan penanganan stres

Ajarkan anak-anak cara mengatasi stres dan kecemasan, seperti melalui pernapasan dalam dan relaksasi.

6. Dukungan keluarga dan teman

Dukungan dari anggota keluarga dan teman-teman dapat membantu anak-anak merasa lebih aman dan terhubung.

7. Perilaku positif

Orang tua yang bercerai harus menjadi contoh yang baik dalam mengelola perasaan mereka sendiri dan berkomunikasi secara sehat.

kelompok 5

HKI 4B

Khodijah Alya N (222121060)

Gufron Ali P (222121067)

Risma Wahdani (222121072)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun