Mohon tunggu...
Al Mujizat
Al Mujizat Mohon Tunggu... profesional -

Jutaan ide milyaran rasa

Selanjutnya

Tutup

Money

Apple, Mengendalikan Rentang Pengaruh

17 Maret 2017   08:54 Diperbarui: 17 Maret 2017   22:00 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Meski, hasil wawancara dengan beberapa pekerja Foxconn oleh Dreamworks China terungkap bahwa tidak semua karyawan merasa tidak puas. Beberapa percaya bahwa kondisi kerja di pabrik-pabrik kecil lebih buruk. Salah satu pekerja Foxconn menyatakan bahwa media terlalu membesar-besarkan kasus bunuh diri tersebut, padahal penyebabnya bisa saja persoalan pribadi dari karyawan yang bersangkutan.

Pada bulan Februari 2011, media melaporkan adanya pekerja anak pada pemasok untuk komputer, iPod dan iPhones itu. Terbukti, Laporan yang dirilis Apple  sendiri (Supplier Responsibility Report 2011)  menyebutkan sebanyak 91 pekerja di bawah umur dipekerjakan di pemasok mereka.

Kasus kesehatan dan keselamatan kondisi pekerja di pemasok juga menyeruak. Pada Mei 2010 dua pekerja tewas dan enam belas karyawan terluka saat ledakan di Foxconn. Pada bulan yang sama, The Guardian melaporkan bahwa pekerja dari Wintek telah terpapar oleh racun n-heksana, yaitu bahan kimia beracun yang digunakan untuk membersihkan layar sentuh iPhone. Karyawan mengeluh bahwa kompensasi Wintek atas rusaknya kesehatan tidaklah cukup. Ironisnya, para pekerja yang tidak menerima kompensasi diminta untuk mengundurkan diri dari pekerjaan mereka.

Atas kasus yang terjadi pada pemasoknya, Apple kemudian melakukan audit. Memastikan apakah pemasok sudah melakukan pelanggaran atas Supplier Code.  Audit meliputi hal-hal terkait kondisi kesehatan, keselamatan, kondisi lingkungan dan fasilitas kerja. Pada Laporan Tanggung Jawab Pemasok 2010, Apple memperoleh 102 temuan. Tahun berikutnya, 2011, diperoleh 229 temuan audit, meningkat 80%. Audit tersebut mengidentifikasi sepuluh fasilitas dari pemasok yang mempekerjakan anak di bawah umur. Bahkan salah satunya mempekerjakan sebagian besar anak di bawah umur.

Karena manajemen pemasok tidak mengatasi masalah dengan baik, Apple memutuskan mengakhiri kontrak dengan fasilitas ini. Atas tenaga kerja di bawah umur yang dipekerjakan, pemasok diharuskan membayar biaya pendidikan, tunjangan hidup dan kehilangan upah selama enam bulan atau sampai pekerja mencapai usia enam belas.

Selanjutnya, pada November 2010, Apple menyiapkan program pelatihan untuk mencegah mempekerjakan pekerja di bawah umur. Sejumlah manajer sumber daya manusia (SDM) dilatih tentang hukum perburuhan China.

Pelatihan SDM, bagaimanapun, tidak akan memecahkan masalah pekerja anak. Ketika biaya tenaga kerja, energi dan bahan baku naik dan terjadi kekurangan tenaga kerja, sehingga pemilik pabrik dipaksa untuk memotong biaya dan mencari tenaga kerja lebih murah.

Apple bersikap keras terhadap praktek pekerja dibawah umur ini. Apple mewajibkan pemasok untuk mengembalikan pekerja dibawah umur ke sekolah dan  membiayai pendidikan mereka melalui Program Remediasi Pekerja Anak (Apple’s Child Labour Remediation Program).

Mengenai penghapusan pekerja dibawah umur, Tim Cook, CEO Apple, menyatakan, "Kami ingin benar-benar menghilangkan setiap kasus ketenagakerjaan di bawah umur. Kami telah melakukan itu di semua proses perakitan akhir. Kami harus masuk lebih dalam ke rantai pasokan. Kami menemukan bahwa sistem verifikasi usia belum cukup canggih. Ini sesuatu yang sangat disayangkan dan kami ingin menghilangkan secara total”.

Tentang masalah penggunaan n-heksana, Apple mewajibkan Wintek untuk berhenti menggunakan n-heksana dan meminta Wintek untuk memperbaiki sistem ventilasi. Apple juga meminta Wintek untuk bekerja dengan konsultan untuk meningkatkan sistem kesehatan, keselamatan dan lingkungan kerja.

Untuk menunjukkan keseriusan terhadap upaya pengendalian rantai pasok dan memainkan rentang pengaruh (sphere of influence), Apple menyatakan menjadi perusahaan yang transparan tentang rantai pasokan mereka. Bahkan, pada Februari 2012 Apple menjadi perusahaan teknologi pertama yang bergabung dengan Fair Labour Association (FLA).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun