Mbaknya tersenyum melihat adiknya datang
Ia tidak pergi dengan sia sia
Namun ia kembali mengukir luka
Ia mengukir dengan indah
Diatas bekas lukaku yang masih perih
Biar kukatakan sekali lagi
Selamat pergi
Ukiranmu takkan pernah mati
Inung Tjandrawati...
Selembar Harapan
Dinginnya udara lalu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!