Mohon tunggu...
Gubuk Literasi SMAIS
Gubuk Literasi SMAIS Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Literasi SMA Islam Sabilillah Malang

Kumpulan siswa-siswi melek baca-tulis di SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School Sistem Pesantren. Berdiri sejak 1 Agustus 2018 dan telah meretaskan 80 buku solo maupun antologi ber-ISBN.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ruang Untuknya

5 Mei 2024   11:28 Diperbarui: 5 Mei 2024   11:42 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"aku tidak butuh orang asing menemaniku" Ujar Aluna seraya berdiri dan terus berjalan tanpa mau mendengar apa yang diucapkan orang yang menurutnya sangat aneh tersebut.Tak mau egois dengan niatnya, seseorang yang diketahui bernama abhi itu pun membiarkan aluna pergi.

Aluna tahu bahwa semakin jauh ia membawa kakinya menapak semakin jauh pula rasa putus asa membawanya hanyut semakin dalam, ia terlalu sakit di kota itu. Gadis cantik itu sudah terlalu banyak menyimpan banyak lukanya, ia terlalu pasrah dengan duka yang membanya terus tenggelam ke titik duka paling hancur.

Regal Enclave

Disanalah pria itu bergerak maju dari lorong minim akan cahaya matahari berusaha mempertegas penglihatan untuk mencari seseorang yang sekiranya dapat menjadi kunci dari tumpukan teka-teki yang selama ini turut menghantui pikirannya, sampai tibalah ia di depan kamar bertuliskan angka.

1201

'tok tok tok' Tak lama setelah pria itu mengetuk pintu muncul seorang wanita paru baya yang tentunya tak asing baginya.

"Nak abhi?"

"iya bu saya abhi, maaf mengganggu waktunya saya kesini ingin menanyakan beberapa hal mengenai Aluna?" Mendengar nama itu disebut membuat wanita paru baya itu seketika menjadi antusias, sekilas ada secerca harapan yang mulai menyelimutinya. Dan segera mempersilahkan Abhi untuk masuk.

"ayo nak abhi kita bicarakan di dalam saja"

"begini bu, beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan Aluna sudah beberapa kali saya coba mengajaknya untuk berbicara tapi Aluna enggan menjawab, dia terlihat sangat frustasi. Saya rasa sepertinya Aluna pernah mengalami suatu kejadian yang tidak pernah ia duga" Ujar Abhi saraya terus menatap wanita paruh baya yang diduga bernama risa.

Mendengar hal yang dilontarkan dari sosok pria di hadapannya, wanita paruh baya itu sontak terkejut namun setelahnya sorot mata yang ditampakkan mulai terlihat sayu, nampak jelas penyesalan didalamnya serta banyak hal yang terasa sangat sulit untuk diutarakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun