Diikuti sekitar 30 peserta yang terdiri dari para pendidik, praktisi pendidikan dan mahasiswa, Lulusan S1 Ekonomi Manajemen ini memberikan penjelasannya tentang pentingnya coaching yang bisa digunakan di sekolah untuk mengurai permasalahan yang dihadapi siswa sehingga muncul ide-ide kreatif berupa solusi dan semua itu muncul dari siswa itu sendiri.
“Teknik coaching ini bisa menguraikan masalah dan digali bagaimana mencari solusinya dan itu semua didapat dari diri siswa sendiri”, paparnya
Alumni Kelas Inspirasi Program Indonesia Mengajar juga menjelaskan, bahwa menjadi seorang coach harus mempersiapkan diri berupa persiapan dalam diri coach itu sendiri. Seperti cara berifikir terhadap orang lain, kemudian tanamkan dalam pola pikir, dimana seorang coach tidak bisa mengubah orang lain, hanya diri coachee sendirinya lah yang bisa merubahnya, dan tak kalah pentingnya selalu berfikir positif terutama bahwa setiap orang ini merubah dirinya butuh waktu, paparnya.
Baru setelah itu, Iis mencontoh teknik bertanya dari bentuk pertanyaan-pertanyaan coaching. Pertanyaan-pertanyaan dasar itulah merupakan kunci keberhasilan seorang coach sehingga dengan pertanyaan itu, coachee mampu digali solusinya.
Sementara itu dalam sesi evaluasi, Asep Mulyana, guru MTsN 33 Jakarta yang ikut dalam pelatihan tersebut mengapresiasikan pelatihan yang diselenggarakan Maxima Indonesia, pelatihan ini penting baginya karena sebagai pembina Osis, dia dipercaya siswa untuk mendengar curhatan mereka ,sehingga ilmu yang diberikan pada pelatihan kali ini akan diterapkannya di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H