Mohon tunggu...
Gabrielle Althea Zefanya
Gabrielle Althea Zefanya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - ecclesiates 12:1

hi

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Teks Resensi "Perpisahan yang Menyambut Kebahagiaan"

11 Maret 2022   13:40 Diperbarui: 11 Maret 2022   13:44 1555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul Buku                 : Kata

Pengarang                  : Nadhifa Allya Tsana (Rintik Sedu)

Penerbit                     : Gagas Media

Tahun Terbit             : 2018

Jumlah Halaman       : 389 halaman

Harga Buku                : Rp 99.000,00

Nadhifa Allya Tsana adalah pengarang novel “Kata” ini, seorang perempuan yang lahir di Jakarta pada tanggal 4 Mei 1998, atau yang dikenal sebagai “Rintik Sedu”. Tsana sudah mulai menulis sejak diajari oleh orang tuanya, dan pastinya itu sejak kecil. Pada awalnya, Tsana menulis prosa dan sajak di blogspot ketika SMA. Dan saat ini, ia sedang menempuh pendidikan di Poltekkes II jurusan Teknik Elektromedik. Rintik Sedu merupakan tempat dimana Tsana dapat menuangkan suasana hatinya. Diawali dari Instagram, hingga tulisan tersebut ia unggah di wattpad, dan menjadi karya yang sudah diterbitkan; Geez & Ann #1, Geez & Ann #2, Rahasia Geez, Geez & Ann #3, Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang, Buku Minta Dibanting, dan Buku Minta Disayang. Selain itu, Tsana juga memiliki podcast di Spotify, dimana ia dapat mencurahkan isi hatinya dengan diperkatakan, tidak ditulis.

Novel ini diawali dengan kisah kehidupan Binta Dineshcara, seorang mahasiswi komunikasi yang berparas cantik. Dia memiliki sifat yang sangat tertutup dan cuek, yang mengakibatkan dirinya tidak memiliki banyak teman. Binta lebih senang sendiri dan tenggelam bersama dunianya. Binta hidup bersama ibunya yang mengidap penyakit Skizofrenia, sedangkan ayahnya entah sekarang ada dimana. Sejak kepergian ayahnya, hidup Binta semakin kelam, ditambah permasahan masa lalu Binta yang kini entah akan menggantung sampai berapa lama. Beruntung Binta masih mempunyai satu teman yang selalu ada untuk Binta, yaitu Cahyo. Kehidupan Binta di kampus juga tidak menyenangkan, apalagi sejak seorang bernama Nugraha yang hadir ke dalam kehidupan Binta dan mulai mengusik kehidupan Binta, dan juga perasaan Binta. Nugraha merupakan seseorang yang memiliki seribu kotak kesabaran dalam menghadapi Binta yang sangat cuek. Hanya ada penolakan dan usiran, selama Nug berada didekat Binta. Namun, hal tersebut tidak membuat Nug menyerah, Nug hanya menerima dan tetap bertahan dan berjuang.

Hingga akhirnya, Binta hampir luluh dengan perjuangan Nug. Namun, kehadiran satu nama yang tadinya sudah menjadi masa lalu bagi Binta pun hadir di tengah-tengah kehidupan Binta. Biru. Sebenarnya, Biru adalah satu alasan Binta tetap menjalankan kehidupannya dan kuliah komunikasi. Mereka berpisah selama bertahun-tahun, dan saat ini, semesta mempersatukan mereka kembali di Banda Neira. Perasaan yang Biru berikan kepada Binta selalu gantung. Tidak ada penjelasan dan kepastian hingga pertemuan tersebut. Binta justru mendapatkan kepahitan lebih lagi karena pertemuan tersebut.

Nugraha mengetahui kabar keberadaan Binta dari Cahyo. Setelah pertemuan mereka di Banda Neira, Biru kembali dan mengajak Binta untuk hidup bersama disana. Nug berusaha untuk mencegah hal itu terjadi, karena Nug sangat mencintai Binta dan dia tidak mau Binta kenapa-kenapa. Namun, sangat disayangkan karena keputusan Binta sudah bulat. Hidup bersama Biru adalah tujuan hidupnya. Sementara itu, Nugraha medapat beasiswa ke Australia. Nug bisa saja membatalkan keberangkatannya asal Binta meminta, namun Binta tak mau melakukan itu.

Hingga akhirnya, Biru sendiri yang membuat keputusan. Biru mau Binta bahagia. Biru memutuskan untuk hidup sendiri di Banda Neira, dan mengatakan kepada Binta bahwa Binta harus bersama Nug, karena menurutnya, Biru hanya memberikan kesedihan kepada Binta, dan hanya Nug lah yang akan membahagiakan Binta.

Buku ini dikemas dengan cover yang sangat indah. Perpaduan warna jingga yang mengambarkan dua orang yang sedang menatap senja. Novel ini menarik dan ringan untuk dibaca. Alur ceritanya sederhana dan mudah dimengerti. Kisahnya pun selalu menimbulkan rasa penasaran bagi para pembaca. Novel ini menjelaskan bahwa cinta itu sederhana, tetapi menyentuh. Terkadang, menyatakan cinta tidak perlu hiperbola dan cintai tidak perlu alasan ataupun sebab.

Namun, terdapat beberapa kata yang salah tulis atau kekurangan huruf. Dan juga beberapa puisi karya Biru yang terlalu panjang, sehingga membuat para pembaca bosan, meskipun hal itu merupakan hal yang romantis. Selain itu, pada bagian akhir buku, biografi penulisnya tidak ada, hanya ada pengenalan singkat mengenai pencipta karyanya.

Novel “Kata” ini sangat cocok untuk para remaja karena novel ini merupakan novel bergenre remaja dan juga cinta. Novel ini menceritakan kisah seorang anak kuliahan yang hidup berdua dengan seorang ibunya yang mengalami penyakit langka dan juga kisah asmara tokoh utama yang diceritakan secara runtut dan sinkronis. Terdapat nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil, seperti nilai persahabatan, percintaan, dan juga kekeluargaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun