Mohon tunggu...
G Tersiandini
G Tersiandini Mohon Tunggu... Lainnya - Mantan guru di sekolah internasional

Mantan guru, penikmat kuliner dan senang bepergian.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengintip Curug Cibadak di Desa Loji, Bogor

1 Januari 2016   13:01 Diperbarui: 1 Januari 2016   13:34 3206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah dengar tentang desa Loji di kawasan Bogor? Di tempat ini terdapat sebuah air terjun yang dikenal dengan nama air terjun Cibadak. Selain itu di tempat ini dapat kita temukan tempat penangkaran elang.

Pada liburan Natal tahun 2015, saya bersama teman-teman melakukan perjalanan ke Curug Cibadak di Desa Loji. Saya yang kebetulan pada saat itu sedang berlibur di Bogor dijemput oleh teman-teman dari Jakarta. Dari Bogor dengan melewati rute Batutulis, kami pun pergi menuju Desa Loji. Sebelum sampai ke Desa Loji, kami menyempatkan diri untuk mengunjungi Warso Farm terlebih dahulu.

 Setelah satu jam berada di Warso Farm, perjalanan kami lanjutkan ke Desa Loji. Jalanan yang kami lalui lumayan sempit, sehingga bus yang kami tumpangi harus berhenti beberapa kali saat berpapasan dengan kendaraan lain. Akhirnya, setelah kurang lebih empat puluh lima menit dari Warso Farm, sampailah kami di Desa Loji.

Saat tiba di sana, bus yang kami kendarai berhenti di depan sebuah bangunan seperti sekolah (saya tidak begitu memperhatikan bangunan tersebut). Kami semua turun dari bus dan berjalan menuju ujung jalan. Jaraknya sekitar lima ratus meter. Jalanan yang harus kami lalui masih makadam. Sebenarnya bus dapat berhenti pas di ujung jalan makadam tersebut. Dari situ kami masih harus berjalan lagi di jalan setapak menuju pos. Setelah melewati lapangan, tempat parkir motor, kami pun tiba di pos.

 

Tidak jauh dari pos, sekitar 100 meter, dapat kita temui kandang tempat penangkaran elang. Tempatnya gelap dan terdapat dua kandang, masing-masing berisi satu ekor elang. Sayang sekali, sebenarnya kandang-kandang ini bisa dirawat dengan lebih baik.

 

Dari sana, kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Cibadak. Kami harus terlebih dahulu melalui jembatan gantung. Banyak sekali pengunjung yang berfoto-foto di jembatan ini. Di bawah jembatan mengalir sebuah sungai yang airnya bening. Ada juga beberapa pengunjung yang bermain-main air di sungai atau sekedar duduk-duduk di bebatuan yang ada di sungai.

 

 

Setelah menyeberangi jembatan gantung kami memilih jalan yang mengarah ke kiri menuju Curug Cibadak. Rupa-rupanya kawasan ini juga dijadikan sebagai area perkemahan. Hari itu banyak saya temukan kemah-kemah berdiri di hutan cemara yang saya lalui. Banyak juga anak-anak remaja yang berkelompok berjalan menuju curug/air terjun.

 

Awalnya jalanan yang kami lalui cukup mudah, namun licin karena sedang musim penghujan. Lama-kelamaan medan yang harus kami lalui semakin menantang. Kami harus berjalan menanjak dengan bebatuan yang cukup besar, kemudian menurun, lalu naik lagi. Bebatuannya berlumut sehingga licin dan kalau tidak berhati-hati kita bisa terpeleset dan terjatuh ke dalam jurang. Tidak sedikit pula pohon yang tumbang. Jadi terkadang kami harus melangkahi pohon tumbang tersebut atau bahkan sedikit merangkak. Tak jarang kami harus mencari akar pohon yang kuat untuk berpegangan.

 

Setelah berjalan sekitar satu jam, akhirnya terlihatlah air terjun yang kami cari di kejauhan. Namun, masih ada satu tantangan lagi. Sepertinya baru saja terjadi longsor dan terdapat sebuah pohon besar yang tumbang di situ, sehingga jalan menuju curug sangat licin. Kami harus berjalan turun dengan hati-hati. Akhirnya sampailah kami di Curug Cibadak.

 

Curug ini airnya tidak deras seperti curug-curug lain yang pernah saya kunjungi, padahal sedang musim penghujan. Aliran airnya terbelah, dan dari kejauhan seperti terdapat dua buah curug yang terpisah. Namun, tetap saja terlihat menarik.

Sesampai di curug, saya langsung melepaskan sepatu dan bermain-main di air. Brrrr, dingin sekali airnya. Sambil menunggu teman-teman lain yang belum sampai, saya pun menaiki bebatuan yang ada di sana. Memang harus berhati-hati karena licin. Saya pun duduk di salah satu batu yang besar sambil menunggu teman-teman, saya menikmati suara air terjun serta udara yang sejuk dan pemandangan yang alami. Setelah menunggu agak lama, satu per satu bermunculan teman-teman satu rombongan.

Mereka pun segera menceburkan diri di sungai dan berbasah-basah di bawah air terjun. Tentu saja kami tidak melupakan untuk berfoto-foto dengan latar belakang air terjun.

 

Saat sedang berfoto-foto, tiba-tiba kami mendengar ada batu yang terjatuh dari atas dan seseorang berteriak. Rupanya ada sebuah batu yang lumayan besar menggelinding dari atas bukit dan mengenai salah satu pengunjung yang sedang berdiri. Kasihan sekali, dia harus kembali dengan kaki yang memar.

Beberapa dari kami memutuskan untuk kembali setelah kejadian itu, dan saya pun mengikuti mereka karena saya sudah berada cukup lama di air terjun tersebut. Tentu saja sekarang jalanan yang kami lalui lebih banyak menurunnya dibandingkan menanjak, namun memang jadi lebih licin. Namun, perjalanan menuju pos memang lebih cepat dibandingkan ketika berangkat.

Sesampai di pos, beberapa orang yang tadi mandi di air terjun segera membersihkan diri dan bergati pakaian. Kami pun kemudian kembali ke tempat dimana bus kami diparkir. Lapar menyerang kami, kami pun menuju satu-satunya warung yang ada di situ untuk sekedar membeli minuman atau makanan kecil sebagai pengganjal perut.

Setelah semua anggota rombongan terkumpul, bus melanjutkan perjalanan menuju Lido. Di sana kami mengisi perut, sesudah itu beberapa orang menuju tepian danau untuk berfoto-foto. Menjelang pukul 6 petang, bus yang kami tumpangi meninggalkan Lido menuju Jakarta. Saya yang saat itu sedang berlibur di Bogor kemudian memisahkan diri di persimpangan Tajur dan melanjutkan perjalanan menuju rumah, sementara teman-teman yang lain melanjutkan perjalanan mereka menuju Jakarta.

 

Hari itu saya mendapatkan pengalaman baru dan tentu saja teman-teman baru. Perjalanan yang menyenangkan.

 

Gmt/01012016

Sumber foto: milik pribadi              

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun