Griya Puspita
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unissula.
Dr. AIDA Azizah, S.Pd, M.Pd.
Dosen Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unissula
PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan) merupakan aturan dasar penggunaan bahasa Indonesia yang sampai kini masih berlaku. PUEBI berlaku sejak 26 November 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 50 tahun 2015.Â
Penggunaan PUEBI sangat penting dan berpengaruh dalam berbahasa yang dimana PUEBI dapat digunakan sebagai standar tata bahasa baku Bahasa Indonesia, untuk pemilihan kosa kata, untuk menyaring Bahasa asing ke Bahasa Indonesia, penggunaan PUEBI juga mampu untuk mencerna atau menelaah informasi dengan mudah.Â
Tanda baca merupakan tanda-tanda yang digunakan didalam bahasa tulis agar tulisan mudah dipahami oleh pembaca. Ada beberapa tanda baca diantaranya (titik, koma, titik koma, tanda seru, tanda tanya, kurung buka, kurung tutup, garis miring, tanda petik, Â tanda hubung, tanda pisah, tanda petik dua, tanda kurung siku, dan masih ada banyak lainnya).Â
Dari banyaknya tanda baca yang ada kita harus mampu menempatkan tanda baca tersebut pada tempat/bagian yang tepat. Karena jika penempatan tanda baca tidak ditempatkan pada bagian yang tepat dapat membuat kalimat yang disusun menjadi ambigu.
Sekarang kita masuk kepembahasan sosmed (sosial media). Di zaman yang canggih ini sudah tidak jarang banyak orang menggunakan sosmed untuk alat komunikasi dan media informasi dalam kehidupan sehari-hari. Sosmed ini sangat mudah dijangkau dan tidak memandang umur .Â
Mulai dari orang dewasa, remaja, bahkan anak dibawah umur juga sudah banyak yang menggunakan sosmed. Â Namun banyak dari mereka tidak menerapkan PUEBI dan penggunaan tanda baca yang baik.Â
Padahal kurangnya penerapan PUEBI dan tanda baca memiliki dampak negatif seperti dapat terjadinya kesalahpahaman informasi, penggunaan sosmed dengan kesalahan PUEBI dan tanda baca dapat dengan cepat menyebar luas dan bisa mempengaruhi orang lain menirukan kesalahan yang sama.
Berikut ini beberapa kesalahan yang sering terjadi:Â
1. Tidak menggunakan huruf kapital diawal kalimat.Â
Contohnya :Â
"selamat pagi bila apakah kita jadi pergi hari ini?"
Perbaikan :
"Selamat pagi Bila, apakah kita jadi pergi hari ini? "
2. Tidak mengakhiri pesan dengan tanda titik ataupun tanda lainnya.Â
Contohnya :Â
"Kamu secepatnya kesini ya"
Perbaikan :
"Kamu secepatnya ke sini ya! "
3. Banyaknya penyingkatan kata yang tidak sesuai sehingga pesan yang disampaikan kurang dipahami. Contohnya:Â
"Blhkh ak mmnjm cttnmu td pagi? "
Perbaikan :
"Bolehkah aku meminjam catatanmu tadi pagi? "
4. Penulisan huruf kapital ditengah kalimat. Contohnya :
"Bisakah Kita pergi Malam nanti? "
Perbaikan :Â
"Bisakah kita pergi malam nanti? "
5. Penggunaan bahasa kasar dan tidak sopan kepada penerima pesan.Â
Diatas merupakan contoh kecil yang sering ditemukan dalam penggunaan sosial media. Dari kesalahan kecil yang sering terjadi ini dapat membuat kita menjadi terbiasa untuk tidak menerapkan aturan bahasa yang baik dan kita merasa bahwa kesalahan tersebut bukanlah sesuatu yang salah. Padahal penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan salah satu cara kita menghargai Bahasa Indonesia.Â
Penggunaan PUEBI juga meminimalisir kesalahpahaman ketika berkomunikasi pada Sosial media. Kesadaran tentang pentingnya PUEBI perlu ditingkatkan lagi.Â
Setelah meningkatnya kesadaran kita dapat dengan mudah untuk membiasakan menggunakan PUEBI Â dengan baik dan benar. Jika kebiasaan ini dapat diterapkan dalam kurun waktu yang panjang dan terus berlanjut maka akan memberikan dampak positif dalam minat penggunaan PUEBI dan meningkatkan kemajuan dan kualitas dalam ber-Bahasa Indonesia.Â
Dengan penerapan PUEBI yang baik dan benar juga mampu untuk menunjukkan keindahan penggunaan Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang harus kita jaga keindahan dan keasliannya. Karena bahasa dapat menunjukkan jati diri dalam suatu bangsa yang sedikitnya mampu memperlihatkan bagaimana karakter dari bangsa tersebut. Maka dari itu kita sebagai muda mudi Bangsa Indonesia harus mampu memberikan penerapan yang baik dan benar agar kesopanan dalam berbahasa tetap terjaga.